Penyakit jantung atau kardiovaskular masih menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia yang mengakibatkan 18,7 juta kematian per tahun. Di Indonesia sendiri berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyebutkan bahwa setidaknya 15 dari 1000 orang individu di Indonesia menderita penyakit jantung atau kardiovaskular.
Penyakit jantung memiliki banyak penyebab mulai dari kebiasaan merokok, diabetes, hipertensi dan obesitas, hingga polusi udara. Oleh karena itu, seluruh masyarakat perlu mengambil peran dalam mencegah tingginya angka jumlah penyintas dan kematian akibat penyakit jantung.
Tanggal 29 September tiap tahunnya diperingati sebagai Hari Jantung Sedunia. Diperingatinya Hari Jantung Sedunia ini merupakan salah satu bentuk dan cara untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah.
Pandemi yang terjadi selama lebih kurang 2 tahun belakang membuat kita mau tidak mau harus beradaptasi dengan keadaan termasuk dalam hal bagaimana cara kita tetap menjaga dan merawat kesehatan jantung kita dan orang-orang terdekat kita.
Jika sebelum pandemi masih banyak dari kita yang melakukan perawatan kesehatan secara konvensional dengan datang langsung ke fasilitas kesehatan guna mengontrol dan mengobati penyakit, maka kini mau tidak mau kita harus menemukan cara yang berbeda dan inovatif. Banyak pasien jantung yang enggan datang langsung ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya karena takut terpapar virus.
Meskipun layanan konsultasi dengan dokter tanpa harus tatap muka (telemedika) sudah mulai dikenal lama, tetapi setelah pandemi terjadi banyak yang lebih memilih untuk konsultasi jarak jauh seperti ini guna meminimalisir kontak langsung.
Dengan memanfaatkan teknologi kesehatan digital untuk meningkatkan kesadaran, pencegahan, dan perawatan penyakit jantung adalah tujuan dari diperingatinya Hari Jantung Sedunia tahun ini.
Esti Nurjadin selaku Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia (YJI) mengatakan, “Teknologi yang ada saat ini semakin memudahkan kita untuk bisa mendapatkan informasi-informasi tentang kesehatan dan juga dapat memperoleh pelayanan kesehatan dengan melakukan konsultasi secara virtual. Dalam situasi pandemi seperti sekarang, telemedicine menjadi sarana untuk berkonsultasi yang aman tanpa tatap muka langsung.”
“Dengan teknologi kita juga bisa dengan mudah memantau dan mengukur tekanan darah/detak jantung dan memantau kegiatan saat kita sedang beraktivitas dan berolahraga secara mandiri melalui perangkat pintar yang sekarang banyak beredar. Alat digital dan aplikasi di ponsel yang marak beredar di pasaran dapat membantu kita melakukan prevensi terhadap penyakit jantung dan kardiovaskular dan membantu memantau kesehatan bagi para penderita penyakit jantung dan kardiovaskular secara cepat dan mudah,” lanjutnya.
Tahun ini, dalam rangka menyambut Hari Jantung Sedunia, YJI mengusung tema yang juga diusung secara global yaitu ‘Use Heart To Connect‘. Tema ini dimaksudkan untuk menggunakan knowledge, kasih sayang, dan peran kita untuk memastikan bahwa kita dan orang-orang di sekeliling kita memiliki kesempatan yang terbaik untuk memiliki jantung yang sehat. Dengan teknologi kita dapat saling terhubung sehingga memungkinkan kita sharing informasi dan edukasi menjangkau masyarakat yang lebih luas lagi dari sebelumnya dimanapun mereka berada.
Mela Sabina sebagai Ketua Bidang Komunikasi dan Promotif Yayasan Jantung Indonesia mengungkapkan “Penyakit jantung kini bukan hanya banyak dialami oleh orang-orang di usia senja tapi juga banyak menyerang usia muda. Tingginya prevalensi penyakit jantung di Indonesia banyak disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat. Perubahan gaya hidup harus dilakukan sedini mungkin sebagai investasi kesehatan di masa depan. Di era serba digital seperti saat ini perkembangan teknologi di bidang kesehatan akan mempermudah siapapun dalam mendapatkan layanan kesehatan.”
“Saat ini sudah semakin banyak yang mengenal wearables seperti jam atau gelang pintar dengan fitur utama mengukur frekuensi dan target berbagai jenis aktivitas fisik jadi semua orang bisa mempunyai pengingat kala sedang menjalani gaya hidup yang kurang baik,” tambahnya.
“Tingkatkan daya tahan tubuh sebaik mungkin, makan makanan yang bergizi, hindari gula, garam serta lemak berlebihan, mengkonsumsi suplemen atau multivitamin bila diperlukan, serta tetap memeriksakan kesehatan Anda secara berkala dengan cara konsultasi dengan dokter Anda melalui fasilitas telemedika. Tapi jangan lupa, jika gejala dirasa mengganggu segera kunjungi fasilitas kesehatan atau Rumah Sakit terdekat agar segera mendapatkan penanganan lebih lanjut,” ujar dr. Vito A. Damay selaku Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah.
Peringatan Hari Jantung Sedunia tahun ini diperingati oleh Yayasan Jantung Indonesia (YJI) dengan menyelenggarakan beberapa program seperti webinar Rheumatic Heart Disease bersama Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) tanggal 28 September 2021, webinar Use Heart To Connect tanggal 29 September 2021 yang akan menghadirkan pembicara-pembicara yang mewakili industri masing-masing yaitu Leani Ratri Oktila (Woman in Sport), Angel Pieters (Woman in Music), Shinta Dhanuwardoyo (Woman in Tech), dan Farah Wardani (Woman in Art), HeartSports Campaign bekerjasama dengan Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) tanggal 29 September – 31 Oktober 2021, program memasak menu makanan sehat ‘Use Heart To Cook’ yang akan tayang eksklusif secara berkala di media sosial Yayasan Jantung Indonesia, serta kompetisi membuat video melalui Reels Instagram bekerja sama dengan Komnas Pengendalian Tembakau yang akan berlangsung sampai 5 Oktober 2021.
Selain itu, menginjak tahun ke 40 kehadirannya di Indonesia tahun ini, Yayasan Jantung Indonesia juga akan menyelenggarakan eksebisi virtual sekaligus penggalangan dana berupa pameran seni rupa dan fesyen dengan tema ‘Show Your Heart‘.
Pameran seni rupa dan fesyen ini diikuti oleh puluhan perupa dan desainer seperti Angki Purbandono, Davy Linggar, Eddie Hara, Mulyana, Syagini Ratna Wulan, Chitra Subyakto, Ghea Panggabean, Sebastian Gunawan, Major Minor, Tulola Jewelry dan lain-lain.
Total ada 11 seniman dengan 21 karya (19 karya dua dimensi dan 2 karya tiga dimensi) dan 11 fesyen desainer dengan 27 karya (21 karya fesyen, 3 karya aksesoris berupa tas, 2 karya aksesoris berupa perhiasan, dan 1 set tableware).
Tujuan diselenggarakannya pameran seni rupa dan fesyen ini selain meningkatkan awareness para pecinta seni dan desain agar lebih peduli terhadap kesehatan jantung dan kardiovaskular, mendukung ekonomi kreatif, juga sebagai penggalangan dana untuk membantu tindakan intervensi, pencegahan dini, serta rehabilitasi anak-anak dengan penyakit jantung dari keluarga pra sejahtera.
Mengusung tema ‘Show Your He(art)‘ dalam peringatan 4 dasawarsanya, tema ini mengeksplorasi makna ganda dari jantung sebagai metafora emosi atau perasaan dan makna literalnya sebagai jantung fisik manusia. Karena kita tidak pernah benar-benar melihat jantung secara metaforis (kiasan) dan harfiah. Jantung hanya sebesar kepalan tangan, tetapi merupakan otot terkuat di dalam tubuh dan merupakan pusat kelangsungan hidup manusia.
Selama berabad-abad, manusia telah menggunakan art (seni) sebagai alat untuk mengekspresikan emosi dan perasaannya. Jantung berfungsi lebih dari sekedar memompa darah tetapi juga mengirimkan pesan ke otak manusia. Ini memegang peran yang sangat penting dalam pengalaman emosional seseorang. Hal ini dimaksudkan untuk mengajak masyarakat untuk menggunakan art (seni) untuk meningkatkan kesadaran dan membuat semua orang menjaga kesehatan jantung mereka.