Rangkaian Program Literasi Digital ‘Indonesia Makin Cakap Digital’ di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 12 Juli 2021 di Manado, Sulawesi Utara. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali adalah ‘Bagaimana Belajar Online yang Efektif’.
Program kali ini diikuti oleh 780 peserta dan menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari Kepala Divisi Berekspresi SAFEnet, Nenden Sekar Arum; psikolog Universitas Pancasila, Auly Grashinta; aktivis perempuan, Lusia Palulungan; serta pemengaruh sekaligus pembuat konten Kevin Horax. Adapun bertindak sebagai moderator adalah Richard Lioe dari KataData. Rangkaian Program Literasi Digital ‘Indonesia Makin Cakap Digital’ di Sulawesi menargetkan 57.550 orang peserta.
Pemateri pertama adalah Nenden Sekar Arum yang membawakan tema ‘Kecakapan Digital dalam Belajar Online‘. Ia mengatakan, beberapa keterampilan digital untuk menunjang belajar daring, di antaranya kemampuan mengoperasikan perangkat, memilah informasi yang benar, memanfaatkan teknologi sesuai fungsinya, dan menjaga data pribadi.
“Kemampuan dan etika berkomunikasi dengan orang lain di internet juga tak kalah penting,” jelasnya.
Berikutnya, Kevin Horax menyampaikan topik ‘Upaya Mencegah, Mendeteksi dan Menyikapi Cyberbullying‘. Dalam pandangannya, anak-anak korban perundungan siber biasanya menunjukkan gejala depresi, suka menangis, stres, susah percaya dengan orang lain, cemas berlebih, cenderung pesimis, sulit bergaul, kurang motivasi, dan gagal fokus.
“Orangtua harus jeli melihat tandanya karena tidak semua anak mau bercerita. Amati perubahan perilaku anak dan pantau secara konsisten agar kita bisa berikan pertolongan sedini mungkin,” jelasnya.
Sebagai pemateri ketiga, Auly Grashinta membawakan tema ‘Literasi Digital Bagi Tenaga Pendidik dan Anak Didik di Era Digital’. Menurut dia, kompetensi manusia masa depan tidak hanya terkait keterampilan digital, tetapi harus punya kesadaran budaya dan ekspresi. Pasalnya, sesuatu yang disampaikan tanpa memahami intonasi, konteks, serta keberagaman budaya bisa menjadi masalah.
“Perlu kelincahan dan kematangan budaya agar mampu bekerja dalam lingkungan yang berbeda, adaptif, dan terbuka pada hal-hal baru,” tuturnya.
Adapun Lusia Palulungan, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema ‘Menjaga Keamanan Digital Bagi Anak di Dunia Maya’. Dia menekankan pentingnya mencegah dan mengedukasi anak agar tidak terjerumus ke perilaku berisiko ataupun pelanggaran melalui media digital, terlebih di era pandemi.
“Pembelajaran daring membuat kesempatan anak dalam mengakses internet lebih terbuka karena banyak tugas-tugas yang kadang jawabannya harus dicari di internet,” ujarnya.
Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan dilanjutkan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Salah satu peserta, Hawa, menanyakan apakah pembelajar daring yang berlangsung saat ini sudah efektif atau tidak. Panitia memberikan uang elektronik senilai Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih.
Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi.
Program Literasi Digital ‘Indonesia Makin Cakap Digital’ di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi informatif yang disampaikan narasumber terpercaya.
Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun media sosial @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.