PT Pegadaian (Persero) terus konsisten mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional melalui penyaluran pinjaman kepada masyarakat. Hingga Juni 2020, Pegadaian berhasil mencatatkan omzet sebesar Rp.80,4 triliun, naik 18,8% dibandingkan pada periode sebelumnya sebesar Rp.67,7 triliun.
Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Kuswiyoto menyampaikan bahwa dari pinjaman yang disalurkan tersebut, sekitar 60% bersifat produktif, sedangkan sisanya 40% bersifat konsumtif. Karenanya perseroan berperan aktif membantu masyarakat bangkit dari krisis. Demikian disampaikan dalam media gathering yang digelar secara virtual di Jakarta, pada hari Rabu (29/7).
Diakui oleh Kuswiyoto, salah satu program Pegadaian yang cukup menyita perhatian para generasi muda di tahun 2020 ini yaitu Tabungan Emas. Tabungan Emas Pegadaian ini seakan menjadi primadona di kalangan generasi muda terlebih dengan kondisi pandemi seperti saat ini.
“Sudah dari tahun lalu saya prediksi tabungan emas akan mencapai peningkatan signifikan di tahun 2020, dan benar saja ditambah kondisi pandemi membuat harga emas pun melambung tinggi di atas Rp1 juta per gramnya. Kondisi ini menjadikan anak muda mulai melirik Tabungan Emas Pegadaian, karena konsepnya yang simple dan menjanjikan iklim investasi yang positif,” ungkapnya lagi.
Kenaikan harga emas yang tinggi ini kemudian mendorong banyak masyarakat mulai ramai-ramai mencairkan tabungan emasnya di Pegadaian.
Menurut Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk Pegadaian, Harianto Widodo, dibandingkan dengan yang membeli emas, masih lebih banyak yang menjual atau mencairkan tabungan emasnya selama sebulan belakangan ini. Lantaran, dari rata-rata deposit emas Pegadaian 3 – 4 bulan sebelumnya berada di kisaran 4,8 ton emas, kini naik tipis menjadi 4,9 ton emas. Hal tersebut menandakan bahwa antara yang menjual dengan yang membeli emas sama-sama terjadi tren peningkatan namun tetap yang lebih tinggi belakangan ini adalah yang jual emas.
“Di pertengahan bulan Juni kemarin, itu kita lihat antara yang beli sama yang jual itu lebih banyak yang jual,” ujar Harianto.
Meski banyak yang menjual sebagai upaya profit taking, namun masih banyak juga nasabah yang rutin menabung emas di Pegadaian. Bahkan, jumlah nasabah Pegadaian khusus untuk produk tabungan emas, tercatat naik hingga 15%.
“Emas yang naik tinggi, itu menunjukkan sudah mulai banyak yang mau menabung, begitu ketinggian juga akan berhenti, banyak yang profit taking, tapi kalau dari sisi jumlah nasabah kita naik sekitar 15% cukup signifikan dari beberapa bulan terakhir,” tambahnya.
Dan Pegadaian pun melihat tren ini sebagai peluang dalam mengembangkan program Tabungan Emas ini sekaligus juga mengadaptasi kebiasaan di era new normal, beberapa pengembangan yang telah direncanakan diantaranya:
- Konsep kartu kredit berbasis jaminan Tabungan Emas atau titipan emas;
- Pengajuan melalui Pegadaian Digital sehingga meminimalisir kontak antara karyawan dengan nasabah;
- Dapat digunakan di merchant-merchant berlogo VISA/Mastercard.