Pariwisata Singapura menikmati hasil yang signifikan karena setting-an film ‘Crazy Rich Asian’ yang mayoritas mengambil tempat di Singapura. Bahkan tak hanya destinasi wisata saja, kuliner khas Singapura pun ikut ditampilkan dalam film arahan sutradara Jon M. Chu ini.
Harus diakui penggarapan film yang rilis pada tahun 2018 lalu ini, tampak sangat diperhitungkan dengan matang. Setiap set di Singapura diambil dari sudut pengambilan terbaik dan hebatnya lagi film ini seakan menjadi katalog pariwisata Singapura dari mulai pariwisata mewah sampai pariwisata kelas backpacker.
“Crazy Rich Asian yang difilmkandi seluruh dunia ini mampu memberikan dampak yang positif bagi pariwisata Singapura. Dampaknya jadi banyak wisatawan yang ingin berkunjung ke Singapura. Menariknya lagi Singapore Tourism Board sama sekali tidak perlu mengeluarkan materi dan tenaga untuk promosi ini,” ungkap Raymond Lim selaku Area Director Singapore Tourism Board (STB) for Indonesia, dalam acara ‘2018 Year in Review’ di Grand Ballroom Hotel Indonesia Kempinski Lantai 11, Jakarta, pada hari Kamis (14/2).
Memang harus diakui, saat film ini dipromosikan dalam bentuk trailer sampai akhirnya launching secara resmi ke publik, antusiasme masyarakat sangat luar biasa. Bahkan nama Singapura pun jadi makin terangkat dan jadi trending topic di hampir seluruh platform media sosial.
“Pada saat screening film di New York saja, kata kunci ‘Singapura’ berhasil muncul jadi kota yang paling dicari di situs pencarian, Google. Mungkin saja mereka penasaran dimana itu Singapura dan bagaimana cara ke sana,” kata Raymond.
Diakui oleh STB pada acara ‘2018 Year in Review’ bahwa pendapatan devisa Singapura dari pariwisata di tahun 2018 memenuhi target yang dicanangkan sejak tahun sbeelumnya. Dan juga untuk jumlah wisatawan yang berwisata ke Singapura mampu melewati target yang dicanangkan di tahun sebelumnya.
“Tahun 2018 kemarin, jumlah kunjungan wisatawan ke Singapura mengalami kenaikan menjadi sebesar 18,5 juta orang dan devisa atau tourism receipt sebesar SGD27,1 miliar. Ada banyak faktor yang menjadi acuan keberhasilan ini, seperti misalnya adanya film Crazy Rich Asian, ada faktor MICE di Singapura yang juga meningkat di 2018, trend berwisata dengan cruise dan tentu saja eksodus trend berwisata masyarakat China yang juga berimbas pada Singapura sebagai salah satu destinasi favoritnya,” jelas Indriati Permanasari selaku Manager STB for Indonesia kepada tim Travelmaker.ID.
“Singapura masih tetap jadi destinasi teratas untuk MICE di Asia Tenggara. Masih sangat banyak grup besar, maupun insentif grup yang mengadakan event dan meeting di sini. Tentu ini sangat bagus bagi kami dan terima kasih tentunya kepada para travel agent yang sudah berusaha menjual segala potensi dari Singapura kepada wisatawan,” tutup Indriati.
