Lifestyle

SVH Resmi Perkenalkan Koleksi Terbarunya, Juxtaposition

Brand SVH baru saja secara resmi meluncurkan koleksi terbaru mereka bertajuk Juxtaposition. Diceritakan oleh Creative Director SVH, Bengki, koleksi ini terinspirasi dari dua konsep yang berdampingan dan saling bertolak belakangan.

Layaknya siang dan malam, gelap dan terang, Bengki mengangkat dua konsep utama dalam koleksi Juxtaposition ini, yakni Denial (Penolakan) dan Acceptance (Penerimaan). Kedua konsep ini hadir karena terinspirasi dari kondisi yang terjadi saat pandemi.

Kondisi yang dimaksud adalah, awalnya masyarakat melakukan penolakan dalam dirinya pada situasi yang terjadi selama pandemi, dan kemudian perlahan mulai menerima kondisi tersebut. Kedua hal itu dituangkan oleh Bengki dalam ilustrasi kain khusus dalam koleksi terbarunya ini.

Pada konsep Denial, Bengki menghadirkan detail gambar burung gagak, jarum jam, dan segitiga yang mengarah keluar. Masing-masing detail ini mempunyai maknanya masing-masing. Semisal, burung gagak identik dengan sesuatu yang gelap, jarum jam menggambarkan waktu yang dimiliki oleh manusia, serta segitiga mengarah keluar sebagai bentuk penolakan atau denial.

“Jadi koleksi ini merupakan bentuk selebrasi hidup karena hidup memiliki fase-fase tertentu ya, seperti denial dan juga acceptance,” cerita Bengki dalam acara peluncuran koleksi Juxtaposition di Grand Wijaya Centre, Jakarta, pada hari Jumat (3/12).

Sementara itu, untuk konsep Acceptance, ia terinspirasi dari kondisi yang sudah dapat menerima kondisi atau keadaan yang terjadi selama pandemi. Ada motif buah delima, jeruk, burung Royal Flycatcher, dan juga kunci dalam koleksi ini. Masing-masing gambar pun mempunyai ceritanya masing-masing yang menggambarkan penerimaan dan optimisme di masa pandemi yang serba tidak pasti.

Menggunakan bahan linen dan spandex, ada beberapa item yang hadir dalam koleksi Juxtaposition ini, mulai dari jaket, celana, vest, dress, dan lainnya. Masih tertarik dengan perubahan iklim yang masih terjadi hingga saat ini, SVH sengaja menciptakan item dari bahan yang dapat digunakan baik di berbagai kondisi, baik panas maupun dingin.

Untuk warna-warnanya, mereka juga menggunakan palet warna yang disesuaikan dengan bahan dan tren busana yang ada di Indonesia. Misalnya, warna oranye, hijau stabilo, abu kebiruan, hitam, dan biru toska. Meski tidak menggunakan bahan-bahan sustainable, namun SVH tetap menjalankan konsep slow fashion sebagai bentuk kepeduliannya akan lingkungan.

“Jadi kami sekarang lebih ke arah slow fashion, yaitu menciptakan baju yang awet dan bisa digunakan dalam jangka waktu lebih lama sehingga orang tidak harus terus membeli baju. Selain itu, koleksi ini juga unisex sehingga bisa digunakan oleh baik pria maupun wanita,” timpal Bengki.

Untuk harganya sendiri, koleksi Juxtaposition dari SVH dikenai harga mulai dari Rp300 ribu hingga Rp2 juta. Koleksi ini bisa diperoleh di laman resmi SVH, platform e-commerce, ataupun datang langsung ke Pop Up Store perdana SVH di Wijaya Grand Centre Jakarta hingga tanggal 6 Desember 2021 mendatang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *