Sudah menyisihkan pendapatan bulanan untuk ditabung, berhemat, dan investasi juga tapi merasa kok uang tabungan tidak bertambah secara signifikan. Ditambah lagi financial goals yang telah ditentukan di awal tahun terasa masih sangat jauh dari keadaan keuangan sekarang. Jika Anda mengalami hal ini, coba refleksi diri dan lihat lagi, jangan-jangan kita selama ini memiliki pola pikir yang keliru mengenai keuangan.
Seorang pebisnis legendaris John Jacob Astor pernah mengatakan, “Kekayaan merupakan hasil dari kebiasaan”. Artinya, hal-hal kecil yang kamu lakukan dalam kehidupan akan berdampak pada kesuksesan jangka panjang, termasuk juga pola pikir keuangan yang mungkin terkadang kamu anggap enteng, ternyata bisa menentukan kesuksesan keuangan kamu di masa mendatang.
Sebelum terjadi terlalu lama, yuk kenali beberapa pola pikir keuangan yang keliru berikut ini:
Ikut-ikutan tren
Coba evaluasi keuangan Anda, bisa jadi selama ini Anda memiliki pola pikir latah atau sekarang dikenal dengan sebutan FOMO (Fear of Missing Out). Pola pikir ini biasanya mendorong Anda untuk melakukan hal yang banyak dilakukan oleh teman-teman sekitar atau bahkan yang dilihat di media sosial.
Tidak hanya itu saja, FOMO juga bisa meliputi gaya hidup yang secara jangka panjang dapat mempengaruhi keuangan kita. Seperti halnya saat semua teman di lingkunganmu memiliki handphone keluaran terbaru, lalu Anda pun akhirnya ikut membeli handphone keluaran baru tersebut walaupun sebenarnya tidak diperlukan. Jika Anda serius ingin mencapai target finansial, ada baiknya lebih berhemat dan melakukan pengeluaran sesuai kebutuhan.
Mengenyampingkan kepentingan jangka panjang demi kebutuhan sesaat.
Mungkin banyak dari Anda yang masih memiliki pola pikir keuangan seperti ini, di mana kamu lebih memilih untuk memenuhi kebutuhan sesaat yang biasanya bersifat tersier ketimbang berpikir lebih jauh untuk mencapai tujuan jangka panjang. Seperti membeli pakaian kekinian di saat Anda masih memiliki banyak pakaian di lemari. Atau mencicil gadget terbaru, padahal Anda tidak memerlukannya karena masih ada gadget lama.
Untuk dapat mencapai tujuan finansial, memang ada beberapa hal yang harus dikorbankan, salah satunya adalah kepuasan sesaat. Untuk menghindari hal ini, ada baiknya Anda berpikir 2-3 kali sebelum membeli sesuatu. Selain itu, bisa juga membuat skala prioritas kebutuhan, mana yang memang dibutuhkan saat itu juga dan mana yang masih bisa ditunda, atau mana yang bisa memberikan manfaat jangka panjang dan mana yang tidak. Dengan begitu, Anda bisa memilah kebutuhan dan lebih bijak dalam melakukan pengeluaran.
Menyepelekan nominal kecil
Salah satu pola pikir yang sering juga terjadi adalah menyepelekan hal-hal atau nominal kecil, seperti membeli jajanan sore atau bahkan biaya admin saat melakukan transfer ke bank lain. Walaupun nominalnya terlihat kecil, tapi jika sering dilakukan maka akan berdampak besar juga terhadap keuangan secara keseluruhan. Misalnya saja, biaya admin transfer bank sebesar Rp 6.500 untuk tiap transfer. Dengan frekuensi transfer 10 kali dalam sebulan, maka kamu sudah mengeluarkan Rp 65.000. Bayangkan jika hal ini dilakukan selama satu tahun penuh, maka Anda sudah menghabiskan hampir 1 juta hanya untuk membayar biaya admin transfer.
Guna menghindari hal ini, Anda bisa mulai mencatat laporan pengeluaran harian secara rutin dan merinci. Jika melakukan transfer yang dikenakan biaya admin, maka tuliskan biaya admin tersebut. Dengan begitu, Anda bisa mengevaluasi kebocoran-kebocoran kecil yang ada. Selain itu, Anda juga bisa memanfaatkan layanan atau aplikasi digital yang bisa membantu untuk lebih hemat, salah satunya adalah fitur Transfer ShopeePay yang memungkinkan Anda melakukan transfer ke berbagai bank atau sesama pengguna ShopeePay tanpa biaya admin. Jadi bisa hemat, kan?
Takut untuk Mengakui Kesalahan dan Belajar
Seorang pebisnis dan penulis buku asal Amerika bernama Robert Kiyosaki pernah mengatakan, “Membuat kesalahan tidaklah cukup untuk menjadi hebat. Kamu juga harus mengakui kesalahan itu dan kemudian belajar bagaimana mengubah kesalahan itu menjadi keuntungan.” Beberapa dari Anda mungkin sudah menyadari beberapa kesalahan pola pikir keuangan di atas, namun masih ragu atau untuk mengubahnya. Bisa jadi karena tidak tahu harus memulai dari mana, merasa takut keluar dari zona nyaman, atau alasan lainnya.
Bagi orang-orang sukses di luar sana, belajar dari kesalahan adalah sebuah PR seumur hidup yang terus dikerjakan melalui jutaan pengalaman jatuh-bangun yang tak terhitung dan berbagai improvement di sepanjang jalan. Berbuat kesalahan itu wajar dan jangan biarkan kesalahan menjadi penghambat bagi kita untuk tidak melakukan sesuatu sama sekali.
Itulah empat pola pikir keliru mengenai keuangan yang kerap dialami oleh banyak orang. Setelah mengetahui hal ini, lakukanlah evaluasi terhadap diri kita sendiri dan janganlah takut untuk belajar dari kesalahan tersebut.