Pandemi Covid-19 telah mengubah pola bisnis di berbagai sektor, terutama pada industri pariwisata sebagai salah satu sektor yang paling terkena dampak. Perubahan pola bisnis ini dilakukan agar tetap bisa bertahan dengan kondisi yang terjadi akibat pandemi, yaitu dengan melakukan adaptasi, meningkatkan inovasi dan kolaborasi yang baik.
Begitu pun dengan pola perjalanan wisata di Indonesia yang mengalami perubahan seiring dengan bergesernya pola hidup masyarakat sejak pandemi. Terlebih saat ini aktivitas pariwisata telah berangsur pulih. Selain dapat terlihat dari banyaknya jumlah penumpang di bandara yang akan melakukan perjalanan, dapat dilihat juga dari kenaikan yang signifikan pada aktivitas transaksi di Golden Rama.
“Kondisi pariwisata saat ini sudah semakin membaik. Terhitung sejak awal tahun 2022 aktivitas pariwisata telah mengalami kenaikan yang sangat signifikan. Dapat dilihat dari kenaikan transaksi Golden Rama yang mencapai hingga 665% dibandingkan dengan periode 2021,” jelas Ricky Hilton selaku Head of Marketing Communication Manager Golden Rama Tours and Travel.
Adapun produk utama untuk pencapaian revenue masih didorong oleh penjualan tiket sebanyak 59%, diikuti penjualan tour sebesar 18%, dan disusul insentive tour 12%.
Namun tingginya minat pelaku perjalanan domestik maupun internasional tidak sebanding dengan jumlah armada pesawat yang beroperasi. Selama dua tahun terakhir, akibat pandemi, sejumlah maskapai melakukan penghematan dengan mengurangi operasional pesawat. Tidak sedikit jumlah pesawat yang sudah dikembalikan ke pihak lessor. Hal ini menyebabkan keterbatasan ketersediaan kursi bagi penumpang yang berakibat juga pada kenaikan harga tiket pesawat.
Di samping itu kenaikan harga pesawat juga disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakar avtur. IATA mengungkapkan jika naiknya harga bahan bakar akan dibebankan kepada konsumen, sehingga konsumen harus menyiapkan diri dengan kemungkinan mahalnya harga tiket pesawat di mana sejak mulai pulihnya ekonomi dunia dari pandemi Covid-19 konsumsi energi terus meningkat.
“Meskipun sekarang dunia pariwisata perlahan pulih, banyak situasi berubah semenjak pandemi yang menjadi tantangan tersendiri bagi kami. Selain seat pesawat yang terbatas dan harga tiket pesawat yang naik, proses pengurusan visa memakan waktu lebih lama jika dibandingkan saat sebelum pandemi. Contohnya saja visa UK, yang tadinya mungkin bisa diproses minimal 15-20 hari kerja, sekarang bisa lebih lama, sekitar 3-6 minggu atau bahkan lebih,” ujar Ricky.
Ricky menyarankan kepada pelaku perjalanan internasional untuk membuat perencanaan perjalanan dengan matang dan melakukan pemesanan serta pengurusan dokumen lebih awal, khususnya untuk yang akan bertandang ke negara-negara di Eropa, Australia, dan Amerika.
“Merencanakan perjalanan dengan matang dan melakukan pemesanan lebih awal adalah solusi terbaik. Misalnya, konsumen ingin liburan pada bulan Desember, setidaknya harus sudah booking pesawat atau tour dan mengurus dokumen yang diperlukan beberapa bulan sebelumnya, mungkin sekitar Agustus atau September. Jadi, selama menunggu tanggal keberangkatan bisa lebih tenang karena persiapan sudah matang. Periode durasi yang cukup akan membantu dalam kesiapan dokumen, pencarian promo dan update program perjalanan.” jelas Ricky.
Untuk menanggapi kembali ramainya aktivitas pariwisata serta pola perjalanan wisata yang berubah, Golden Rama melakukan upaya peningkatan layanan yang dikemas dalam sebuah kampanye berupa ajakan ‘Booking jauh-jauh hari, bikin tenang di hati’.
Melalui kampanye tersebut, Golden Rama Tours & Travel ingin mengedukasi masyarakat agar melakukan perencanaan liburan dengan matang, termasuk mengurus dokumen, memesan tiket pesawat, akomodasi, dan tour wisata jauh lebih awal, minimal 3 bulan sebelum waktu keberangkatan.
Hal ini juga diaplikasikan pada portfolio produk tour internasional yang dihadirkan Golden Rama. Sejumlah tour dengan pilihan ke berbagai destinasi ternama untuk keberangkatan hingga bulan Desember sudah dapat dipesan dari bulan ini. Salah satu produk andalan yang ditawarkan Golden Rama adalah Super Sale England Scotland & Bicester Village Outlet, di mana dengan harga mulai 30 jutaan wisatawan dapat mengunjungi beragam tempat menarik di Inggris dan Skotlandia, seperti Stadion Old Trafford, Danau Lochness, Urquhart Castle, dan juga Bicester Village.
Produk unggulan ini juga ditawarkan dengan metode pembayaran yang fleksibel dan beragam penawaran seperti cashback hingga Rp2 juta, cicilan 0% hingga 6 bulan, dan promo menarik lainnya.
“Selama pandemi perubahan yang terjadi sangat dinamis, seperti perubahan peraturan penerbangan, persyaratan keluar masuk suatu negara, durasi pengurusan dokumen di kedutaan, termasuk juga kenaikan harga tiket penerbangan, dan lain-lainnya. Di sinilah peranan agen wisata, seperti Golden Rama terbilang penting. Konsumen bisa langsung mendapatkan informasi terkait dengan durasi kepengurusan visa sesuai dengan kebijakan masing-masing kedutaan. Kemudian juga konsumen akan mendapat informasi terkini seputar promo tiket penerbangan yang tersedia sehingga mendapatkan penawaran terbaik, karena akan selalu dimonitor.” tutup Ricky.