Berbeda dengan akhir tahun 2020, belanja libur akhir tahun 2021 menunjukkan tren positif terutama pada pariwisata dan perjalanan. Setidaknya 42% masyarakat sudah merencanakan liburan akhir tahun dengan anggaran lebih besar dari akhir tahun 2020. Optimisme ini ditangkap oleh perusahaan riset SurveySensum dalam ‘SurveySensum 2021 Holiday Shopping Trends Report’.
“Riset berkelanjutan kami tahun ini menemukan bahwa terdapat lebih banyak masyarakat yang akan bepergian di akhir tahun. Kenaikannya hingga 8% dari 34% di akhir tahun 2020. Dari segi anggaran pun naik 4% secara umum.” tutur Rajiv Lamba selaku CEO SurveySensum & NeuroSensum di Jakarta, pada hari Kamis (23/12).
Masyarakat yang sudah mendapatkan vaksin penuh bahkan menaikkan anggaran perjalanan mereka sekitar 7%, terlebih kalangan menengah atas yang rata-rata menambah 11% anggaran wisatanya. Sebaliknya, masyarakat yang belum vaksin atau baru satu kali vaksin, cenderung menahan diri bepergian. Kalaupun ada yang bepergian, anggarannya menurun 8% dari tahun lalu.
SurveySensum 2021 Holiday Shopping Trends Report melakukan wawancara kepada 500 responden di 5 kota besar di Indonesia tentang bagaimana mereka akan menghabiskan musim Libur Natal dan Tahun Baru 2022. Survei tersebut dilakukan sepanjang bulan Desember minggu pertama dan kedua saat mereka tengah merencanakan perjalanan akhir tahun.
Rajiv mengungkapkan, “Ini adalah tahun ketiga Surveysensum melakukan studi melacak dinamika belanja masyarakat. Tahun lalu, hanya 34% masyarakat yang merencanakan berwisata, bahkan cenderung mengencangkan ikat pinggang. Tahun ini, sekitar 70% masyarakat yang berencana bepergian mengungkapkan mereka lebih percaya diri untuk bepergian lantaran meluasnya jangkauan vaksin. Selain itu, 60% masyarakat meyakini tempat tujuan mereka sudah mengimplementasikan protokol kesehatan dengan baik.”
Meluasnya jangkauan vaksinasi tidak hanya membuat masyarakat yakin kemungkinan mereka tertular Covid-19 semakin kecil, tetapi juga memberi keyakinan bahwa mereka lebih siap dan lebih bisa mengendalikan diri dari penularan Covid-19. Salah satu bentuk pengendalian diri di sini antara lain dengan tidak bepergian keluar kota atau ke luar pulau.
Bentuk pengendalian diri mereka antara lain adalah bepergian di dalam kota sekitar tempat tinggal (52%) atau di kota lain dalam negeri (40%). Selain itu, 70% masyarakat yang merencanakan bepergian juga cenderung menggunakan kendaraan pribadi dibanding transportasi umum.
Tak ayal bila durasi masyarakat berwisata pun lebih lama. Sekitar 70% masyarakat akan berwisata selama 3 hingga 7 hari. Sebanyak 15% lainnya bahkan akan berwisata lebih dari 7 hari.
“Ini artinya kita akan melihat kepadatan mobil pribadi baik di jalan raya maupun di tempat wisata dan kuliner hingga Tahun Baru 2022,” lanjut Rajiv.
“Meskipun ramai, sangat penting bagi pelaku bisnis wisata dan kuliner untuk tidak lengah dengan protocol Kesehatan. Terlebih lagi kepatuhan tempat-tempat publik dalam menerapkan protocol Kesehatan menjadi salah satu alasan dominan kembalinya masyarakat bepergian,” lanjutnya.
Dua Kubu Optimisme Wisata
“Yang menarik di akhir tahun 2021 ini adalah terbaginya optimisme wisata masyarakat menjadi dua kubu. Sementara 42% masyarakat sudah merencanakan bepergian, 58% masyarakat lainnya masih menahan diri,” tutur Rajiv.
SurveySensum 2021 Holiday Shopping Trends Report mengungkapkan alasan terbesar yang menahan diri adalah kekhawatiran terhadap Covid-19 yang masih tinggi (72%), tempat-tempat wisata yang belum menerapkan protokol kesehatan (49%), dan banyaknya masyarakat yang belum divaksin (48%).
Selain itu, 41% di antara mereka juga mengkhawatirkan munculnya gelombang Covid-19 yang ke-3, terlebih lagi dengan perkembangan Virus Covid-19 varian Omnicron. Alih-alih bepergian, 61% dari mereka akan menghabiskan akhir tahun di rumah atau bekerja seperti biasa. Kalaupun merasa perlu hiburan, mereka akan keliling kota (29%) atau wisata kuliner di sekitar tempat tinggal (23%) bersama keluarga.