Sebanyak 437 peserta di Pinrang, Sulawesi Selatan berpartisipasi dalam Rangkaian Program Literasi Digital ‘Indonesia Makin Cakap Digital’ di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo (18/11). Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema saat ini adalah ‘Dari Hobi Jadi Pundi’.
Empat orang narasumber tampil dalam webinar ini, yakni Dosen Universitas Dipa Makassar, Dr Eng Wilem Musu S.Ps; Content Creator, A Tenri Pakkua; Dosen, Indra Samsie S.Kom; dan Research Associate Pusat Studi Fintech Syariah IAI Tazkia, Afrad Arifin. Sedangkan moderator yaitu Hesti Imaniar selaku Jurnalis. Rangkaian Program Literasi Digital ‘Indonesia Makin Cakap Digital’ di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.
Materi pertama dibawakan Wilem Musu dengan tema ‘Mengenal Marketplace‘. Menurut dia, marketplace atau lokapasar merupakan platform digital yang memfasilitasi antara penjual dan pembeli dengan metode pembayaran secara online. Jenis-jenisnya meliputi marketplace murni, konsinyasi, horizontal, dan vertikal.
“Manfaat menjual di marketplace di antaranya jangkauan lebih luas, hemat biaya, interaksi 24 jam, dan skalabilitas,” jelasnya.
Selanjutnya, A Tenri Pakkua menyampaikan paparan berjudul ‘Peran dan Fungsi E-Market dalam Mendukung Produk Lokal’. Ia mengatakan, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memasarkan produk di e-pasar atau e-market adalah dengan mengetahui target pasar, memanfaatkan sosial media, menjalin hubungan baik dengan konsumen, serta mengelola catatan keuangan. Sedangkan kiat untuk membangun merek dan usaha antara lain, transparansi, responsif, perbanyak testimoni dan tingkatkan rating, detail kontak yang jelas, serta memanfaatkan iklan.
Pemateri ketiga Indra Samsie memaparkan bertema ‘Transformasi ke Budaya Digital: Pola Konsumtif ke Produktif’. Menurut dia, perilaku konsumtif umumnya ditandai oleh ketidaksadaran warganet bahwa uangnya telah habis untuk belanja barang-barang yang bukan prioritas. Oleh sebab itu, warganet harus mampu mengontrol diri sendiri untuk menekan perilaku konsumtif menjadi kebiasaan yang produktif.
“Internet menjadi menyenangkan jika dipakai dengan bijak dan menjadi sumber informasi yang berguna,” tuturnya.
Adapun Afrad Arifin, sebagai narasumber terakhir, menyampaikan paparan ‘Investasi Online, Apa dan Bagaimana?’. Ia mengatakan, investasi dapat diartikan sebagai upaya membelanjakan uang pada suatu hal tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan di masa depan. Namun, dengan perkembangan teknologi digital sekarang ini, warganet juga perlu waspada dalam memilih investasi mengingat risiko kerugian ataupun potensi kerugian.
“Jangan sampai karena ingin cepat menghasilkan keuntungan, tapi melupakan keamanan dananya,” imbuh dia.
Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu Hesti Imaniar. Para peserta tampak antusias dan mengirimkan banyak pertanyaan. Panitia memberikan uang elektronik senilai Rp 100.000 bagi 10 penanya terpilih.
Webinar literasi digital ini mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Salah satunya, Gamblang Haryanto yang bertanya tentang kiat menemukan keunikan produk lokal yang dikaitkan dengan potensi wisata daerah sehingga bisa bersaing di e-commerce. Menanggapi hal tersebut, Wilem Musu bilang, warganet dapat menampilkan identitas budaya di dalam produk sehingga menjadi ciri khas yang berbeda dengan daerah lain, misalnya dari segi motif, warna, ataupun bentuknya.
Program Literasi Digital ‘Indonesia Makin Cakap Digital’ di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi yang informatif yang disampaikan narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.