Home Lifestyle Guna Tingkatkan Produktifitas & Perekenomian, Menparekraf Beri Alat Parut bagi Penjual Jamu Desa Bonjeruk

Guna Tingkatkan Produktifitas & Perekenomian, Menparekraf Beri Alat Parut bagi Penjual Jamu Desa Bonjeruk

written by Admin November 7, 2021
Guna Tingkatkan Produktifitas & Perekenomian, Menparekraf Beri Alat Parut bagi Penjual Jamu Desa Bonjeruk

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno menemukan adanya penjual jamu yang masih mengerjakan pembuatan jamu secara manual dengan alat-alat yang terhitung masih tradisional. Hal ini ditemukannya saat melakukan kunjungan ke Desa Wisata Bonjeruk, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Menparekraf pun kemudian memanfaatkan kesempatan untuk secara langsung berinteraksi dengan penjual jamu tradisional tersebut.

“Jamu yang dibuat secara tradisional memang sudah jarang ditemukan, dan ini perlu dilestarikan,” ujarnya.

Menurutnya, penjual jamu yang biasa dipanggil Ina Ela tersebut adalah penjual jamu satu-satunya di Desa Bonjeruk. Sehingga penjualannya juga lumayan, bahkan dia sudah melakukan satu inovasi yaitu dengan menjual dua jenis jamu yaitu jenis bubuk dan siap minum.

Menparekraf menilai hal tersebut adalah salah satu inovasi yang mengikuti perkembangan zaman, sehingga dengan adanya inovasi maka dia yakin usaha yang dilakukan oleh Ina Ela bisa terus berkembang.

“Jadi bisa membangkitkan ekonomi Ina Ela dan kalau pesanan berlipat-lipat bisa meminta tolong warga lainnya sehingga bisa menciptakan lapangan kerja baru,” terang Menparekraf.

Namun, saat Menparekraf berbincang dengan Ina Ela, dirinya justru mengeluhkan masih harus melakukan pekerjaan dengan sangat tradisional. Oleh karenanya, Menparekraf langsung memesan alat pemarut di salah satu marketplace untuk Ina Ela guna dapat membantu meningkatkan produksinya. Diharapkan dengan ini selain peningkatan ekonomi bisa juga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Desa Bonjeruk.

Sementara itu Ina Ela mengaku, kalau selama ini bahan-bahan jamu yang dijualnya memang harus diparut dan direbus secara manual. Sehingga dirinya memang terkadang keteteran dengan pesanan yang diterimanya. Walaupun saat ini dibantu oleh beberapa orang dalam membungkus jamu hasil buatannya.

“Kalau yang pesan memang sudah banyak, tapi terkadang kita tidak sanggup menerima pesanan yang kian banyak,” ungkapnya.

Hingga akhirnya dirinya mendapatkan alat pemarut jahe dari Menparekraf yang akan dimanfaatkannya dengan sebaik mungkin untuk memproduksi jamunya.

“Saya sangat terbantu dengan bantuan yang diberikan oleh Mas Menteri, kalau parut sendiri itu pasti lama, terimakasih atas bantuannya Mas Menteri,” tuturnya.

You may also like

Leave a Comment