Para peserta program Active Selling wilayah Depok sangat termotivasi untuk segera menjajal kesempatan berjualan online. Bertahan dengan berjualan secara konvensional, akhirnya UMKM-UMKM hanya bisa iri melihat para kurir hilir-mudik mengantarkan barang pesanan dari toko-toko online di marketplace.
Program Active Selling yang digelar oleh Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Ditjen Aptika) Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia, memotivasi para pelaku UMKM untuk kembali bangkit mengejar ketinggalan dalam penerapan teknologi digital untuk bisnis yang mereka miliki.
Sayang sekali, saat ada kesempatan untuk meningkatkan omzet lewat penjualan online selama pandemi, banyak UMKM yang hanya terbatas berjualan secara hard-selling. Ketika mereka mencoba untuk menggunakan salah satu aplikasi digital sederhana seperti Whatsapp, dan ternyata cukup berhasil untuk meningkatkan penjualan, maka barulah mereka menyadari tentang peluang pasar yang cukup besar dengan memanfaatkan dunia digital.
Oleh karena itu, ketika mendengar adanya kegiatan pendampingan dalam pemanfaatan teknologi digital, maka para pemilik UMKM Produsen Sektor Pengolahan tak menyia-nyiakan kesempatan ini.
Di wilayah Jabodetabek banyak pelatihan yang diadakan bagi UMKM, namun hanya sedikit yang disertai pendampingan. Itu pun waktu pelatihannya hanya hitungan hari bahkan jam.
Berbeda dengan Program Active Selling dari Kominfo ini, dimana selama enam bulan sejak Juli sampai Desember 2021, peserta dapat berinteraksi baik secara online maupun offline dengan para fasilitator.
Akmal adalah salah satu peserta Program Active Selling yang berdomisili di Citayam, Depok, yang kesehariannya memproduksi kerajinan tangan.
“Saya sekarang jadi paham bagaimana menjual produk di marketplace. Saya merasa sangat senang produk saya sekarang bisa dikenal luas, dan membuka jaringan baru. Terlebih di masa pandemi saat ini,” ungkap Akmal.
“Para fasilitator juga sangat membantu dengan mengajarkan ilmunya pada saya. Untuk itu saya ucapkan terimakasih pada fasilitator,” tambahnya.
Hal serupa juga diutarakan Eko, salah satu pelaku UMKM yang usahanya di bidang kuliner, khususnya ayam geprek.
“Pendampingan Active Selling sangat dibutuhkan dimasa pandemi. Program pendampingan ini membuat kita optimis bisa bangkit dan bertahan di masa pandemi, karena kita bisa tetap berjualan tanpa ada batasan,” tutur Eko.
Eko juga mengaku fasilitator sangat komunikatif, dan juga siap membantu memberikan solusi untuk kendala yang dihadapi saat mempraktekkan materi pendampingan.
Kegiatan Active Selling yang digelar oleh Kominfo ini memberikan materi tentang marketplace, social media, agregator, dan kasir online atau Point of Sales (POS). Tidak hanya menerima teori, para pelaku UMKM juga langsung praktek dalam memasarkan produknya dengan didampingi oleh para fasilitator.
I Nyoman Adhiarna, Direktur Ekonomi Digital Kementerian Kominfo berharap agar peserta Program Active Selling dapat menguasai dan berlatih mempraktekkan tips dan trik memasarkan produk di dunia digital. Peserta juga harus menerapkan penggunaan aplikasi-aplikasi digital seperti agregator dan Point of Sales (POS).
Menurut Nyoman, sesungguhnya tujuan akhir dari kegiatan pendampingan ini adalah agar UMKM mampu meningkatkan omzet dan keuntungan mereka dengan mengoptimalkan aplikasi-aplikasi digital tersebut.
“Materi-materi pendampingan ini harus segera diterapkan ya. Selama enam bulan ini, peserta kan terus didampingi sama fasilitator, jadi mereka dapat benar-benar mempraktekan tips dan trik berjualan online. Penggunaan aplikasi-aplikasi digital ini bertujuan agar penjualan dapat dilakukan secara lebih praktis, lalu juga semua tercatat. Dampak akhirnya sudah jelas, agar UMKM dapat meraih keuntungan di pasar digital, tanpa meninggalkan penjualan secara konvensional” terang Nyoman.