Home Lifestyle Literasi Digital Sulawesi 2021: Perhatikan Ciri Anak Korban Perundungan Digital

Literasi Digital Sulawesi 2021: Perhatikan Ciri Anak Korban Perundungan Digital

written by Admin October 14, 2021
Literasi Digital Sulawesi 2021: Perhatikan Ciri Anak Korban Perundungan Digital

Rangkaian Program Literasi Digital ‘Indonesia Makin Cakap Digital’ kembali dilaksanakan di Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Pada kesempatan kali ini, tema yang dibahas adalah ‘Mencegah, Menghadapi, dan Melawan Perundungan Digital’.

Program Literasi Digital diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi.

Program kali ini dipandu oleh Vivi Zabkie selaku moderator dengan menghadirkan empat pembicara yang terdiri dari Yusuf Abid selaku Business Development Online, Clara Florencia Ubas Bataona selaku Puteri Pendidikan Sulawesi Tengah 2020, Chika Audhika selaku Co-Founder dan CMO @bicaraproject Digital, dan Dian Putri Nitami selaku kreator konten. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 peserta.

Acara dibuka dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, mengenai pentingnya literasi digital untuk kemajuan bangsa. Kemudian, Yusuf Abid sebagai pemateri pertama tampil membawakan tema ‘Keterampilan Digital dan Belajar secara Online‘.

Yusuf memaparkan bahwa terdapat banyak pilihan dalam media pembelajaran daring, mulai dari Zoom, Google Meet, dan Google Classroom. Pembelajaran secara daring memiliki pro kontranya tersendiri. Positifnya, dapat diakses dengan mudah, biaya yang lebih terjangkau, serta waktu belajar yang lebih fleksibel. Sementara negatifnya adalah minimnya pengawasan dalam belajar dan keterbatasan dalam akses internet.

Sesi dilanjutkan oleh Dian Putri Nitami dengan tema ‘Upaya Mencegah, Mendeteksi, dan Menyikapi Cyberbullying‘. Perundungan digital adalah intimidasi atau perundungan yang terjadi melalui perangkat digital seperti ponsel, komputer, dan tablet. Perundungan digital dapat terbagi ke dalam beberapa jenis, yaitu doxing, pelecehan, peniruan identitas, dan penguntitan digital.

“Perundungan digital memberikan banyak dampak negatif kepada korbannya, di antaranya menarik diri dari lingkungan sosial, perasaan dikucilkan lingkungan, kesehatan fisik dan mental terganggu, perasaan depresi, serta keinginan untuk bunuh diri,” ujar Dian.

Clara Florencia Ubas Bataona selaku pemateri ketiga membawakan tema ‘Literasi Digital bagi Tenaga Pendidik dan Anak Didik di Era Digital’. Berdasarkan hasil survei literasi digital nasional yang dilakukan pada tahun 2020, diketahui bahwa indeks literasi digital Indonesia masih berada di angkat 3,47 dari skala 1 hingga 4.

Untuk memenuhi kondisi era saat ini yang mendigitalisasi setiap aspek kehidupan, guru sebagai pendidik wajib memiliki kemampuan literasi media sosial yang baik agar mampu memenuhi perannya sebagai pendidik secara maksimal.

“Peningkatan literasi digital bagi pendidik penting guna meningkatkan kemampuan pendidik dalam memanfaatkan media baru untuk kualitas pendidikan yang lebih baik,” tuturnya.

Sesi pemberian materi diakhiri oleh Chika Audhika dengan tema ‘Mencegah, Menghadapi dan Melawan Perundungan Digital’. Dalam sesinya, Chika memberikan tips melindungi diri dari perundungan digital, seperti menggunakan fitur restrict, menjaga akun media sosial, menyaring komentar pada kolom komentar di media sosial, serta memblokir dan melaporkan akun-akun yang melakukan perundungan maupun menyebarkan konten negatif di dunia digital.

Selanjutnya, moderator membuka sesi tanya jawab yang disambut meriah oleh para peserta. Selain bisa bertanya langsung kepada para narasumber, peserta juga berkesempatan memperoleh uang elektronik masing-masing senilai Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih.

Salah satu pertanyaan dari peserta adalah tentang adakah wadah atau aplikasi yang disediakan oleh pemerintah untuk mengedukasi peserta didik.

Menurut Chika, sudah banyak media-media yang dapat diakses oleh peserta didik untuk belajar secara digital, salah satu contohnya adalah Ruangguru. Meski begitu, pendampingan oleh orang tua tetap diperlukan untuk mencegah anak dalam mengakses konten negatif selain dari konten belajar tersebut.

Program Literasi Digital ‘Indonesia Makin Cakap Digital’ di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan informatif yang disampaikan narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, silakan kunjungi https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.

You may also like

Leave a Comment