Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, melanjutkan kunjungan kerjanya ke Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat.
Setelah mendarat di Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin, Minggu, (13/6) kunjungan kerja Menparekraf diawali dengan meninjau event Pacuan Kuda yang merupakan salah satu tradisi dan budaya di wilayah itu.
Menparekraf hadir bersama Gubernur NTB, Zulkieflimansyah dan Bupati Bima, Indah Dhamayanti Putri menyaksikan langsung beberapa perlombaan balap kuda di Arena Pacuan Kuda Desa Panda, Kecamatan Palibelo. Dan dalam kesempatan tersebut ia secara khusus mendukung event pacuan kuda agar bisa menjadi event berskala nasional.
“Saya menyaksikan langsung dan kita mendukung kegiatan pacuan kuda yang merupakan tradisi masyarakat Bima dan sekitarnya yang selama ini menjadi event daerah agar bisa menjadi event skala nasional,” ujar Menparekraf.
Selain itu, Menparekraf juga menerima masukan dari Pemerintah daerah untuk mendukung revitalisasi sarana dan fasilitas arena pacuan kuda. Sehingga layak dinikmati oleh masyarakat dan menjadi daya tarik wisata bagi wisatawan yang datang ke Bima.
“Kami juga mengajak Youtuber Atta Halilintar beserta istri dan stand up comedian Rigen Rakelna untuk bisa mempromosikan kegiatan ini dalam upaya membangkitkan pariwisata dan ekonomi kreatif tentunya dengan kepatuhan dan kedisiplinan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin di Bima,” terangnya.
Pacuan kuda (Pacoa Jara) sudah menjadi tradisi masyarakat Bima. Event ini disaksikan ratusan bahkan ribuan penonton yang datang dari berbagai pelosok desa. Kuda yang mengikuti lomba adalah kuda asal Bima dengan joki cilik berusia 6 hingga 9 tahun. Mereka berani berpacu tanpa menggunakan pelana. Keren!
Terkait isu eksploitasi joki cilik atau si pebalap kuda, Menparekraf juga telah bertemu Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga untuk membentuk tim agar melakukan pendampingan.
“Kita pastikan kegiatan ini sesuai dengan kelayakan dari sisi perlindungan anak dan harapannya tradisi dan budaya ini bisa terus dilestarikan sehingga bisa menyejahterakan dan menjadi daya tarik wisata di Bima,” jelas Menparekraf.
Sementara itu, Bupati Bima, Indah Dhamayanti Putri menjelaskan, tradisi pacuan kuda sangat terkenal, kehadiran Menparekraf sendiri diharapkan menjadi dukungan bagi olahraga, tradisi, dan budaya pacuan kuda di Kabupaten Bima dan Pulau Sumbawa secara umum.
“Terima kasih atas kunjungannya Menparekraf. Masyarakat kami sangat mencintai kegiatan ini, kami harap kehadiran Menparekraf dapat membangkitkan semangat masyarakat untuk tetap melestarikan budaya di Bima,” ungkapnya.