Home Lifestyle Inilah ‘Boru’, Ethical Brand yang Usung Konsep Budaya & Sustainability

Inilah ‘Boru’, Ethical Brand yang Usung Konsep Budaya & Sustainability

written by Admin April 30, 2021
Inilah ‘Boru’, Ethical Brand yang Usung Konsep Budaya & Sustainability

Indonesia merupakan negara yang kaya budaya dan kreatifitas, negeri yang menawarkan pula banyak keindahan. Dan seiring berjalannya waktu, peran budaya seakan-akan mulai pudar, padahal budaya ini yang menjadi identitas bangsa. Oleh karena itulah, pada hari Kamis (29/4), PT Toba Tenun Sejahtra dengan bangga mempersembahkan peluncuran brand baru, ‘Boru’.

Brand ‘Boru’ siap membawakan konsep timeless, ethical dan sustainable dengan mengangkat nilai-nilai budaya Batak dari Sumatera Utara.

‘Boru’ telah berkolaborasi dengan sejumlah pengrajin tradisional dan desainer muda untuk memadukan aspek budaya dan fashion. Brand ini siap untuk berkomitmen menjaga lingkungan, kebudayaan lokal dan kesejahteraan pengrajin untuk menciptakan perputaran ekonomi yang terus berkembang, dan ‘Boru’ sendiri mengambil metode slow fashion dalam produksinya.

Sebagai perbandingan, jika fast fashion merupakan model bisnis dengan sistem produksi masal berbiaya rendah untuk memproduksi produk tren fashion terkini, slow fashion justru sebaliknya.

Belum lagi, biasanya industri fast fashion kerap menggunakan bahan campuran kimiawi yang sulit terurai, seperti poliester, yang pada akhirnya akan menghasilkan mikroplastik yang dapat berdampak negatif terhadap lingkungan.

Sementara itu, slow fashion menggunakan bahan-bahan produksi yang ramah lingkungan dan bersifat lebih awet dan tahan lama. ‘Boru’ menunjukkan komitmennya dengan menggunakan benang dengan komposisi 100% katun dan pewarna alami, yang relatif lebih aman dampaknya terhadap lingkungan hidup.

‘Boru’, Ethical Brand yang Usung Budaya

Dalam bahasa Batak, ‘Boru’ berarti anak perempuan atau putri. Berangkat dari makna ini, brand ‘Boru’ ingin menyampaikan pesan tentang identitas warisan individu. Saat ini terdapat pergeseran dalam gerakan yang biasa dilakukan oleh para perempuan muda Batak untuk mempertahankan warisan budaya mereka.

Terinspirasi dari hal tersebut, brand ‘Boru’ pun mengedepankan tema-tema tentang kemandirian mereka dan bagaimana rasa bangga dalam menjadi diri sendiri.

‘Boru’ memulai perjalanannya dari Desember 2020, walaupun sudah dari setahun sebelumnya brand ini memulai pengembangan bisnis. ‘Boru’ terlahir sebagai brand pakaian ready-to-wear yang diproduksi dengan penggunaan bahan-bahan ecofriendly, sehingga menghindari pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.

Harus diakui, ‘Boru’ merupakan salah satu brand lokal yang memiliki ciri khas memakai kain-kain tenun bermotif budaya Batak dalam kreasinya. Setiap kreasi ‘Boru’ memiliki perjalanan yang berakar dari research and
development serta menggunakan sumber daya alam yang dipakai dengan bertanggung jawab.

‘Boru’ melibatkan UMKM di beberapa daerah di Sumatera Utara, dan terus
memperhatian kesejahteraan tiap individu yang terlibat dalam proses produksinya, sehingga tercipta sustainability yang mapan.

Penggunaan kain tenun asal Sumatera Utara ditekankan akan menjadi ciri khas tersendiri untuk ‘Boru’. Bahan tenunnya merupakan hasil karya pengrajin tenun tradisional yang dibina oleh ‘Boru’, yang memiliki peranan penting dalam memproduksi kain tenun bermotif ulos dengan craftsmanship yang mengikuti cara lama.

Sebagai langkah awal, ‘Boru’ mengangkat unsur budaya dari etnis Batak Toba, esensi dari motif ulos, yang dipadukan dengan corak baru dan modernisasi visual tanpa menghapus unsur budaya tersebut.

Koleksi Perdana, Sindar

Koleksi perdana yang resmi diluncurkan oleh Boru adalah koleksi pakaian dan aksesoris bernama Sindar. ‘Sindar’ sendiri memiliki arti ‘sinar’. Kata ini dipilih sebagai koleksi debut ‘Boru’ karena setiap pemakai koleksi Sindar seakan-akan menjadi cahaya kecil bagi orang-orang di sekitarnya, dan telah menjadi bagian dari siklus ekonomi karya lokal yang membantu para artisan yang menciptakan koleksi ini.

Motif-motif yang dipakai dalam koleksi ini melambangkan tiga elemen penting dalam budaya Batak, yaitu ‘sinar’, ‘harapan’, dan ‘rumah’. Tak ketinggalan, pola pada kain tenun yang dipakai terinspirasi dari konsep Mataniari (‘penghidupan’) dan Gorga siTagan (‘saling menolong’).

Sindar hadir dalam 3 kategori utama. Ada Sindar Singgah, koleksi indoor; kemudian Sindar Binar, koleksi outdoor; dan Sindar Cita, koleksi khusus untuk perempuan.

Dengan memadu padankan warna cokelat dan biru dalam koleksinya, Sindar menampilkan gaya casual yang down-to-earth. Corak tenunnya netral namun indah, bahkan terkesan modern dan kontemporer. Koleksi ready-to-wear dengan pilihan untuk wanita dan unisex ini sangat cocok dipakai dalam keseharian kita.

Sindar pun hadir sebagai aksesoris. Ada masker dan hand sanitizer yang senantiasa melindungi kesehatan kita, serta pouch, stationery pouch, agenda cover dan gym bag yang praktis. Bahkan koleksi aksesoris dari Sindar pun mencakup pelengkap rumah seperti pillow cover. Koleksi Sindar tidak hanya manis dipakai di badan, tapi juga untuk dibawa dan dipajang di rumah.

Koleksi ini akan tersedia di https://borugoods.com/ mulai 29 April 2021.

You may also like

Leave a Comment