Selama pandemi Covid-19 berlangsung di Indonesia, sektor pariwisata menjadi salah satu yang paling terdampak. Hal ini berkaitan juga dengan berbagai kebijakan pembatasan aktivitas sosial dan mobilitas masyarakat sebagai langkah untuk meminimalisir penyebaran virus lebih luas lagi.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno merencanakan program untuk membangkitkan sektor pariwisata di Indonesia dengan penerapan tiga hal yaitu inovasi, adaptasi dan kolaborasi.
Berkaitan dengan latar belakang di atas, Pegipegi mengadakan survei untuk mengetahui apa saja aspirasi pelaku industri perhotelan di Indonesia dalam menghadapi pandemi mulai dari inovasi, adaptasi, hingga kolaborasi yang dilakukan untuk tetap bertahan, sekaligus optimisme di tahun 2021. Survei ini dilaksanakan pada 10 – 24 Februari 2021 kepada lebih dari 250 partner hotel yang tersebar di Indonesia.
Berdasarkan survei yang Pegipegi lakukan, terdapat beberapa insight menarik terkait dengan inovasi, adaptasi, hingga kolaborasi yang dilakukan untuk tetap bertahan sekaligus optimisme di tahun 2021 yang telah diterapkan oleh para pelaku industri perhotelan di Indonesia.
Dari hasil survei menunjukan bahwa saat ini 99% hotel telah menerapkan standar protokol kesehatan. Dalam penerapan protokol kesehatan ini, 60% merasa penerapan protokol kesehatan membuat okupansi hotel meningkat, 32% tidak merasa adanya peningkatan setelah dilakukannya protokol kesehatan, dan 8% tidak tahu bahwa protokol kesehatan membuat okupansi hotel meningkat.
Sebagai langkah untuk beradaptasi, Menparekraf juga mendorong para pelaku industri pariwisata untuk memenuhi syarat protokol Cleanliness, Healthy, Safety and Environmental sustainability (CHSE).
Saat ini, 70% partner hotel sebagai responden telah memiliki sertifikasi CHSE dari Kemenparekraf RI. Sebagai langkah lain untuk beradaptasi, hotel juga melakukan berbagai upaya lain seperti disinfektan lingkungan hotel secara teratur (85%), meminimalisir biaya operasional hotel (62%), hingga melakukan tes Covid-19 kepada setiap karyawan secara rutin (34%).
Guna mempercepat pemulihan pariwisata, kolaborasi juga perlu dilakukan dengan berbagai pihak dengan perencanaan yang matang dan strategis. Beberapa langkah yang telah dilakukan oleh para pelaku industri perhotelan diantaranya adalah bekerja sama dengan online travel agent (84%), bekerja sama dengan pemerintah setempat (44%), dan bekerja sama dengan instansi swasta dan komersial di luar industri hotel (41%). Selain itu, mereka juga telah bekerja sama dengan instansi atau organisasi perhotelan di Indonesia.
Selain adaptasi dan kolaborasi, inovasi juga perlu dilakukan sebagai penyesuaian kebutuhan masyarakat yang berubah di tengah pandemi. Berdasarkan hasil survei yang Pegipegi lakukan, cara industri perhotelan berinovasi diantaranya adalah dengan meningkatkan promosi digital (83%), memberikan promosi long stay (53%), hingga menyediakan teknologi contactless (39%).
Selain itu, hotel-hotel juga memberikan promosi work from hotel seiring yang saat ini juga menjadi salah satu tren yang muncul. Tidak sedikit juga hotel memberikan program food delivery dari produk restoran pada properti mereka.
Para pelaku industri perhotelan di Indonesia juga mempunyai aspirasi yang mereka harapkan kepada pemerintah Indonesia, diantaranya adalah:
-
Memberikan infrastruktur yang memadai sesuai standar protokol kesehatan di setiap lokasi wisata (69%);
-
Membagikan vaksin sesegera mungkin (66%);
-
Melakukan relaksasi regulasi pembatasan aktivitas masyarakat (49%);
-
Memberikan insentif fiskal (37%);
-
Memberikan diskon transportasi umum (27%).
Selain harapan kepada pemerintah, para pelaku industri hotel juga mempunyai harapan kepada masyarakat Indonesia yang berencana untuk melakukan aktivitas traveling pada era new normal seperti saat ini, di antaranya adalah penerapan protokol kesehatan 3M yang disiplin, mencari dan mempelajari informasi sebanyak mungkin terhadap peraturan protokol kesehatan di tempat wisata yang akan dikunjungi, hingga membeli produk lokal ketika pergi ke suatu daerah.
Hal ini tentunya akan mendorong kebangkitan pariwisata Indonesia sekaligus membangkitkan kembali perekonomian masyarakat terutama yang bekerja di lingkungan sektor wisata, sekaligus membuka lapangan pekerjaan lebih luas lagi.
Ryan Kartawidjaja, Head of Commercial Pegipegi mengatakan, “Ada 3 faktor yang akan menunjang bangkitnya pariwisata Indonesia diantaranya adalah jika angka penyebaran Covid-19 dapat ditekan, vaksin mulai terdistribusi, hingga penerapan protokol kesehatan yang ketat di area destinasi wisata. Kami melihat untuk membangkitkan kembali pariwisata Indonesia adalah tugas yang menantang.”
“Namun kami optimis hal ini dapat kita lalui dengan bekerja sama dan berkolaborasi dengan banyak pihak termasuk pemerintah. Kami yakin dengan keunggulan platform yang kami miliki, dapat mengakselerasi pemulihan pariwisata Indonesia dengan mengedepankan kebersihan, kesehatan, keamanan dan kelestarian lingkungan,” tambahnya.