Keindahan pulau Belitung sudah termasyhur di kalangan wisatawan domestik sebagai salah satu tujuan wisata pantai yang sangat menawan. Tak hanya dianugerahi bentang pantai yang indah, Belitung pun ternyata saat ini merupakan salah satu daerah dengan tingkat kesembuhan Covid-19 tertinggi di Indonesia sekaligus menjadi salah satu daerah dengan jumlah pengidap Covid-19 paling sedikit di Indonesia.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pun memastikan destinasi wisata di Kepulauan Belitung disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety and Environmental sustainability) di masa adaptasi kebiasaan baru dalam berwisata.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baperekraf, Hari Santosa Sungkari sampai hadir langsung dalam kegiatan ‘Sosialisasi CHSE di Kepulauan Bangka Belitung dalam rangka Adaptasi Kebiasaan Baru’ bertempat di Pantai Tanjung Binga, Belitung, pada hari Jumat (11/9) guna menyampaikan sosialisasi terkait pentingnya menjaga protokol kesehatan CHSE yang tepat di masa pandemi ini.
Hari pun dalam sambutannya menjelaskan meski Kepulauan Bangka Belitung termasuk zona hijau dengan mayoritas destinasi wisata alam terbuka, namun penerapan CHSE tetap dinilai penting agar wisatawan tetap aman saat berwisata.
“Meskipun di sini alam terbuka, namun protokol kesehatan berbasis CHSE harus tetap diterapkan, pelaku pariwisata dan wisatawan juga harus tetap mematuhi aturan. Sekarang itu bukan lagi bersih pangkal sehat, tapi bersih pangkal sejahtera,” terang Hari.
Hari juga menekankan, “Meskipun sejumlah destinasi wisata Kepulauan Bangka Belitung telah dibuka lagi bagi wisatawan, tapi saya harap jumlahnya tetap harus dikontrol yaitu maksimal 50% dari daya tampung seluruhnya. Tujuannya, agar tetap bisa dilakukan physical distancing yang efektif. Karena walaupun Belitung ini berada di zona hijau Covid-19 tetapi para wisatawan yang datang bisa jadi menjadi carrier Covid-19.”
Dalam sosialisasi tersebut Hari Santosa Sungkari pun menyerahkan langsung bantuan fasilitas CHSE dan dukungan pengembangan atraksi aksesibilitas, amenitas bagi destinasi wisata di Bangka Belitung yang diserahkan kepada Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Darlan.
Darlan menjelaskan Kepulauan Bangka Belitung memang termasuk zona hijau Covid-19 namun diharapkan wisatawan yang berkunjung ke Kepulauan Bangka Belitung tetap harus menerapkan protokol kesehatan dengan benar dan disiplin.
“Kami telah membuka destinasi wisata. Tapi kami juga berharap semua harus bersama-sama tertib menerapkan protokol CHSE. Dari sosialisasi CHSE ini kami juga harapkan dapat membantu memasyarakatkan gerakan berwisata aman di tengah masa pandemi,” harap Darlan.
Lebih lanjut, Darlan menyebut Kepulauan Bangka Belitung adalah destinasi wisata yang memiliki ciri khas yang berbeda dari destinasi wisata lainnya sehingga banyak menjadi favorit wisatawan.
“Pulau Belitung indah, sangat eksotis, pantai seperti milik Belitung ini tidak dapat ditemukan di tempat lain. Budayanya punya ciri khas. Bangka Belitung itu juga seperti miniatur NKRI. Jadi kami terdiri dari suku yang berbeda, budaya yang berbeda, bahasa juga berbeda, tapi kita tidak ada gesekan sosial,” ungkap Darlan.
Dalam sosialisasi CHSE tersebut turut hadir perwakilan dari Dinas Kesehatan Provinsi Babel, M. Hendri; Dosen STP Bandung, Pudin Saepudin serta Direktur Pengembangan Destinasi Regional 1 Kemenparekraf, Oni Yulfian.