Home Lifestyle Anton Thedy: Kini Momentum Evaluasi Pariwisata Menuju New Normal

Anton Thedy: Kini Momentum Evaluasi Pariwisata Menuju New Normal

written by Admin April 22, 2020
Anton Thedy: Kini Momentum Evaluasi Pariwisata Menuju New Normal

Sejak mulai mewabah di Indonesia pada awal bulan Maret 2020 lalu, Covid-19 telah berhasil mengubah keberlangsungan sektor pariwisata. Sektor yang sempat digadang menjadi leading sector bagi pendapatan negara ini pun akhirnya luluh lantak tak kuasa menahan dampak buruk dari wabah pandemi Covid-19.

Banyak subsektor pariwisata tanah air yang mulai merasakan ‘tamparan’ keras karena tidak adanya wisatawan, sebut saja bisnis travel agent, toko cenderamata, perhotelan, rumah makan, transportasi dan tour guide sudah mulai berpikir keras mengatur cashflow demi mempertahankan usaha bahkan harus memotong gaji pegawai sampai PHK.

Karena kondisi saat ini sudah tak mungkin dihindari, dan efeknya pun sangat nyata di depan mata, apa saja yang bisa dilakukan para pelaku industri pariwisata saat ini guna dapat menjaga optimisme?

Guna menjawab pertanyaan tersebut, TravelmakerID berkesempatan berkomunikasi dengan Anton Thedy yang merupakan pemilik TX Travel dan melihat bagaimana pandangannya terhadap kondisi pariwisata Indonesia di tengah wabah Covid-19 ini.

“Industri pariwisata sedang mengalami koma, semuanya berhenti,” ungkap Anton.

Anton pun menilai kondisi saat ini sebenarnya bisa jadi momentum tepat bagi para pelaku industri pariwisata untuk mulai beradaptasi dengan sistem online.

“Setelah kondisi pandemi ini kembali normal, kita akan menemui ada new normal yang membuat peta bisnis pariwisata berubah, sistem online bukan lagi pilihan tapi sudah jadi kewajiban,” terangnya.

Dan Anton menambahkan, kondisi pariwisata yang berhenti berdenyut ini harusnya bukan terus diratapi oleh seluruh stakeholder pariwisata Indonesia, justru kita harusnya mengevaluasi strategi pariwisata kita agar bisa bangkit lebih kuat setelah pandemi berakhir.

“Posisi sekarang ini semua negara di dunia sedang berhenti denyut pariwisatanya, hal ini berarti semua akan mulai membangun dari nol lagi. Tinggal bagaimana kita bisa belajar dari Thailand misalnya yang wisatawannya mencapai angka 30 juta sementara kita baru 15 juta saja. Ini waktunya kita lakukan evaluasi menyeluruh agar bisa memulai new normal pariwisata kita lebih kuat lagi dari sebelumnya,” jelas Anton Thedy.

You may also like

Leave a Comment