Home Nusantara Tugas Bersama Tegakkan Pariwisata Berkelanjutan Tanpa Sampah

Tugas Bersama Tegakkan Pariwisata Berkelanjutan Tanpa Sampah

written by Admin December 1, 2019
Tugas Bersama Tegakkan Pariwisata Berkelanjutan Tanpa Sampah

Indonesia tampaknya benar-benar serius ingin menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu penghasil devisa terbesar. bahkan mengalahkan sektor migas yang selama ini berjaya di negeri ini. Harus diakui, ‘better late than never’ dan upaya mengedepankan sektor pariwisata harus didukung seluruh pihak, karena pariwisata kita sudah cukup lama mati suri.

Beberapa sektor pendukung pariwisata juga harus dibenahi seperti misalnya, masalah infrastruktur, transportasi publik, akomodasi bagi wisatawan, rambu penunjuk jalan, kebersihan atau sanitasi dan edukasi kepada masyarakat setempat terkait bagaimana cara menjaga dan mempertahankan pariwisata yang berkelanjutan.

Terkait poin yang terakhir tersebut, harus dilakukan dengan intensif, karena tidak mungkin edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat cukup dilakukan hanya dengan beberapa kali pertemuan saja. Pertemuan itu harus intens dan berkualitas agar masyarakat pariwisata bisa segera dibangun mendukung upaya menjadikan pariwisata sebagai core economy bangsa.

Terlebih Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pun menaruh perhatian besar terhadap terciptanya suistanabale tourism. Peran masyarakat sangat besar dalam rangka mewujudkan hal ini, keramahan dan kebersihan lingkungan akan memberikan pengalaman yang istimewa bagi setiap wisatawan baik mancanegara maupun lokal yang berkunjung ke suatu destinasi.

Pariwisata yang Bebas dari Sampah

Pekerjaan rumah pemerintah masih sangat besar guna menjadikan Indonesia sebagai surga pariwisata dunia. Keindahan alam kita memang cukup berlimpah potensinya sebagai destinasi wisata, akan tetapi faktor manusianya yang masih harus terus didorong agar punya sense of belongings terhadap suatu destinasi wisata.

Masalah masyarakat kita yang berkaitan langsung dengan destinasi wisata alam, adalah permasalahan sampah yang tak berujung. Hal inipun turut disinggung oleh Mohammad Ridwan yang merupakan founder Tanah Tinggi Highland Conservation pada acara workshop  ‘Keterancaman Keanekaragarman Hayati, Pengelolaan Lingkungan dan Habitat untuk Keberlangsungan Hidup Flora dan Fauna di Indonesia’ yang berlangsung pada hari Sabtu (30/11) di Gedung Widyasatwaloka, Cibinong, Jawa Barat.

“Harus diakui masyarakat Indonesia mulai sadar wisata, beberapa destinasi wisata alam menjadi pilihan masyarakat kita untuk liburan. Tapi sayangnya peningkatan jumlah pengunjung ke berbagai destinasi wisata alam berbanding lurus dengan peningkatan jumlah temuan sampah yang dibuang sembarangan di lokasi wisata tersebut,” ungkap Mohammad Ridwan.

“Sampah yang paling mendominasi ditemukan di destinasi wisata pegunungan misalnya, paling banyak merupakan kantong plastik dan botol air kemasan yang semuanya dibuang sembarangan oleh para wisatawan,” terangnya menambahkan.

Sebagai contoh Mohammad Ridwan pun memberikan contoh menggunungnya sampah dari beberapa destinasi wisata alam.

“Saya dapat contohnkan beberapa fakta yang saya peroleh dari data tahun 2018 di Gunung Lawu yang kedatangan 100.000 pengunjung tetapi dengan jumlah sampah sebanyak 15 ton. Lalu ada Gunung Semeru dengan 853.000 pengunjung tetapi mendapatkan 128 ton sampah. Dan kemudian, ada Taman Nasional Baluran dengan 136.000 pengunjung tetapi mendapat 20,4 ton sampah,” paparnya.

“Pengelolaan sampah di lingkungan gunung belum menemukan cara yang tepat dan berpotensi mencemari sumber mata air. Terlebih lagi, sampah yang ada di gunung, tidak hanya berasal dari penduduk lokal namun juga para pendaki sehingga akhirnya timbul masalah baru yaitu ada potensi sampah yang besar di taman-taman wisata,” tambahnya.

Hal ini menjadi fakta yang cukup membuat miris, seperti yang diakui oleh Ujang Solilhin Sidik selaku Kasubdit Barang dan Kemasan Direktorat Pengelolaan Sampah PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang mengungkapkan fakta bahwa Indonesia saat ini menjadi negara penghasil sampah plastik terbesar ke-2 di dunia.

“Indonesia menjadi negara nomor 2 dunia penghasil sampah plastik, karena memang pemakaian plastik dalan kehidupan sehari-hari masayrakat belum diatur dengan tegas. Dan untuk menghentikan pemakaian plastik yang berlebihan ini harus ada regulasi yang mengaturnya,” tegas Ujang.

Tentu menjadi tugas bersama seluruh stakeholder pariwisata termasuk tentunya masyarakat Indonesia, agar Indonesia bisa menjadi surga destinasi wisata yang berkelanjutan dan tanpa sampah.

You may also like

Leave a Comment