Berdiri sejak tanggal 19 November 2009, sudah satu dasawarsa doctorSHARE memiliki misi memperbaiki derajat kesehatan Indonesia, terutama di Indonesia Timur melalui penyediaan akses pelayanan kesehatan holistik dan program inovatif berkesinambungan berbasis semangat kerelawanan. dr. Lie Dharmawan dan tim doctorSHARE fokus memberikan pelayanan di bidang kesehatan secara gratis bagi masyarakat di wilayah terpencil Indonesia.
Pelayanan medis yang dilakukan doctorSHARE adalah sistem ‘jemput bola’ yakni tim medis datang langsung ke lokasi masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan. Selama 10 tahun berdiri, doctorSHARE telah melakukan 3.291 operasi mayor, 5.538 operasi minor, 2.464 perawatan gigi, 58.859 pelayanan rawat jalan dan konsultasi, penyuluhan kesehatan kepada 11.856 warga, serta 2.227 USG pemeriksaan kandungan.
doctorSHARE memiliki beberapa program diantaranya Rumah Sakit Apung (RSA), Dokter Terbang, Klinik Tuberkulosis, dan Panti Rawat Gizi (PRG). Untuk Rumah Sakit Apung (RSA), doctorSHARE memiliki 3 unit kapal, yaitu RSA dr. Lie Darmawan, RSA Nusa Waluya I dan RSA Nusa Waluya II. Ketiga RSA ini mengarungi lautan Indonesia untuk memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat yang berada di wilayah dengan kategori Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T).
Pada acara perayaan ulang tahun ke-10 doctorSHARE, Tutuk Utomo Nuradhy selaku Vice Managing Director doctorSHARE menjelaskan wilayah-wilayah mana saja di Indonesia yang dilayani oleh RSA tersebut.
“Untuk Nusa Waluya yang pertama, setiap tahunnya berlayar 9 sampai 10 lokasi di Indonesia, keluar bulan Maret kembali bulan Oktober. Untuk Nusa Waluya II, karena penempatannya 6 sampai 12 bulan, maka kapal ini kami letakkan di wilayah yang memang sudah mendapatkan ijin sekaligus dukungan penuh dari pemerintah daerah setempat. Untuk tahun depan rencananya Nusa Waluya II akan kami tempatkan di Maluku Tenggara Barat, dengan waktu operasional 12 bulan disana. Untuk RSA dr. Lie Dharmawan dia akan masuk ke wilayah-wilayah yang sudah kami lakukan macro assessment, kami identifikasi wilayah yang secara fasilitas kesehatan sulit, tenaga medisnya juga tidak banyak dan mereka juga terbuka untuk kerja sama dengan doctorSHARE. Untuk tahun depan yang akan kami masuk itu ke Kepulauan Riau, NTT, Provinsi Maluku, Maluku Utara, Papua, Sulawesi Utara lalu pulau-pulau kecil di sekitar Pulau Kalimantan,” jelasnya.
dr. Lie Dharmawan selaku pendiri doctorSHARE mengharapkan dukungan dari semua pihak agar RSA ini tetap terus melayani kebutuhan masyarakat di pelosok negeri.
“Cita-cita kita hanya satu, berkiprah di dunia medis untuk orang-orang nun jauh disana. Kendala sudah pasti ada, yang paling besar adalah masalah bahan bakar, karena kami masih membeli bahan bakar dengan harga industri. Jadi kami mengharapkan rekan-rekan media untuk dapat menyebarkan acara kita hari ini, agar semakin banyak pihak yang membantu perjuangan kami disini,” ujarnya.
RSA Nusa Waluya II adalah RSA ketiga yang dimiliki oleh doctorSHARE. Diluncurkan pada November 2018, RSA Nusa Waluya II merupakan RSA pertama di Indonesia yang didirikan di atas sebuah tongkang. Terdiri dari 61 ruangan yang meliputi ruang operasi, ruang UGD, ruang ICU, ruang rawat inap pasien, ruang radiologi, laboratorium, apotik, ruang poli anak, mata, gigi, dan obgyn.
RSA yang setara dengan rumah sakit Tipe C di darat ini direncanakan melayani masyarakat di Kepulauan Tanimbar, Maluku Tenggara Barat untuk jangka waktu minimal enam bulan, tepatnya keberangkatan pada Maret 2020.