Untuk pertama kalinya, seni dan gaya busana Penduduk Asli Australia turut meramaikan Jakarta Fashion Week pada hari Sabtu (20/10).
Mewakili lebih dari 60 Pusat Seni Penduduk Asli di seluruh Australia, Darwin Aboriginal Arts Fair Foundation (DAAFF) akan berbagi panggung dengan peserta kursus singkat Australia Awards Novita Yunus, dengan koleksi terbarunya dari Batik Chic.
“Hubungan antara seni tekstil Australia dan Indonesia sangat jelas,” kata Wakil Duta Besar Australia, Allaster Cox,
“menyatukan keduanya di atas panggung JFW menunjukkan kaitan yang kuat antara desainer kreatif kedua negara kita,” tambahnya.
Koleksi unik DAAFF From Country To Couture menceritakan kisah yang kaya tentang sejarah penduduk asli dan warisan budaya melalui mode kontemporer.
“Batik Indonesia diakui telah memberikan inspirasi bagi gerakan seni tekstil penduduk asli Australia di awal tahun 1970-an,” kata Claire Summers selaku Direktur Eksekutif DAAFF.
“Kami merasa terhormat dapat menampilkan koleksi yang merayakan 40 tahun prakarsa dan pengembangan dalam praktik tekstil penduduk asli,” tambahnya.
Terinspirasi oleh waktunya selama di Australia, Novita Yunus menyatukan flora Indonesia dan Australia dalam koleksi BC Bush barunya yang mencolok.
“Menggabungkan teknik tradisional Indonesia seperti batik tuban dan bordir bunga unik Australia mengawinkan budaya kita dan nilai tambah terhadap warisan bersama kita,” katanya.
Selama tiga tahun terakhir, Kursus Kesiapan Bisnis Internasional Australia Awards untuk Sektor Mode dan Tekstil telah menghasilkan lebih dari 75 lulusan, banyak di antaranya menjalankan beberapa label paling populer di Indonesia.
Ini merupakan tahun keempat bagi mode Australia ditampilkan di Jakarta Fashion Week dengan koleksi tahun ini menyoroti cara unik para desainer Australia dan Indonesia menerjemahkan akar budaya mereka ke dalam adibusana.