Sebuah buku yang menceritakan hubungan Presiden Soekarno dengan para seniman, diluncurkan pada Jumat malam pada tanggal 21 September 2018 di gedung Masterpiece Auction House, Jalan Tanah Abang IV, Jakarta Pusat. Buku itu bertajuk ‘Sukarno’s Favourite Painters’ yang ditulis oleh Mikke Susanto, salah satu anggota Tim Kuratorial Museum Istana Presiden RI. Buku setebal 316 halaman ini, diterbitkan oleh PT. Dwi Samapersada Masterpiece.
Peluncuran buku ini, ditandai dengan penyerahan buku Sukarno’s Favourite Painters oleh sang penulis Mikke Susanto dan Presiden Komisaris Master Piece Auction House Benny Oenardi Raharjo kepada sejumlah Kolektor.
Buku ini, menjadi buku keempat yang ditulis Mikke tentang Soekarno. Sebelumya Staf pengajar Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta itu, telah menulis tentang pelukis Soekarno, pelukis selera Soekarno dan riwayat hidup Soekarno.
“Jadi selama ini, urusan kesenian selalu tidak diceritakan ketika ngomong tentang Presiden Soekarno. Saya ingin membuka babak baru dalam perkembangan sejarah kebangsaan ini, bahwa dunia seni itu menghiasi dan menyeimbangkan pribadi Soekarno,” kata Mikke di sela-sela peluncuran.
Buku ‘Sukarno’s Favourite Painters’ ini, mengulas hubungan 33 pelukis dengan Soekarno. Hubungan intens Soekarno dengan para perupa dan karya-karya yang dikoleksi merupakan kisah yang indah. Hubungan mereka jelas berkualitas baik bagi diri Soekarno maupun para pelukis.
Dalam kehidupannya sebagai seorang Presiden , Seokarno bukan hanya meminta masukan atau saran dari penasehat pribadinya, namun para pelukis juga dilibatkan.
“Tidak hanya persoalan pelukis menghasilkan lukisan kemudian lukisannya dikoleksi Soekarno. Tetapi juga masukan-masukan di luar para penasehat Presiden yang kemudian dia pakai. Contoh misalkan, ketika dia akan memberikan sambutan di kongres Amerika, yang fotonya sangat menarik itu. Bagaimana Dullah (Pelukis) memberi nasihat agar beliau menggunakan baju putih, padahal waktu itu tidak boleh masuk ruang kongres Amerika berjas putih. Tetapi Dullah tau, kalau Soekarno yang pakai pasti boleh karena dia tamu negara,” ujar Mikke.
Menurut Mikke, buku ini memiliki pesan moral bahwa seni sudah menjadi bagian dari perkembangan bangsa. Bukan hanya perkara politik, namun seni dapat membuat negeri ini seimbang.
“Soekarno memberi contoh pada kita bahwa perkara negara tidak bisa dilepaskan dari kesenian. Jadi Soekarno membangun semangat atau spirit masyarakat pada masa awal pemerintahannya tahun 45 juga menggunakan kesenian. Contoh tulisan Merdeka atau Mati yang tertulis di kereta api yang dapat mengelilingi tanah jawa. Tulisan itu tampak indah karena ditulis oleh seniman” tutur Mikke.
Buku Sukarno’s Favourite Painters menjadi buku ketiga yang diterbitkan PT. Dwi Samapersada Masterpiece. Dua buku yang diterbitkan sebelumnya adalah Jejak-jejak Dekoratif-pelukis Irsam dan Basoeki Abdullah – Painters of King.