Sebuah survei global pertama Princess Cruises di 12 negara, termasuk Indonesia, menemukan bahwa kebiasaan digital masyarakat Indonesia mempengaruhi mutu tidur mereka, dengan 62% penduduk melihat media sosial sebelum tidur. Dengan semakin pentingnya peran komunikasi digital dalam kehidupan masyarakat Indonesia, hasil survei menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk tertinggi di antara 12 negara yang disurvei, yang memeriksa media sosial sebelum tidur. Riset telah menunjukkan dampak cahaya biru pada perangkat nirkabel sebelum tidur dapat mengurangi mutu tidur seseorang.
Dibandingkan dengan Gen X dan Baby Boomers yang lebih memilih menonton televisi sebelum tidur, generasi Millennial di Indonesia cenderung lebih memilih untuk beralih ke media sosial. Menariknya, meskipun penggunaan media sosial yang tinggi di negara-negara Asia lainnya, masyarakat di negara lain biasanya menolak untuk memeriksa media sosial sebelum tidur, dimana hanya 23% masyarakat di Korea Selatan serta 24% masyarakat di Jepang yang bermain media sosial sebelum tertidur.
Dalam rangka meluncurkan Laporan Relaksasi (Relaxation Report) tahunan kesembilan, Princess Cruises memperluas studinya ke khalayak global, yakni dengan menambah perwakilan dari Singapura, Taiwan, Jepang, Hong Kong, Tiongkok, Korea, Indonesia, Malaysia, Vietnam, Inggris, serta Australia.
Menurut hasil survei dari Wakefield Research for Princess Cruises, orang dewasa pada umumnya tidak menyediakan waktu tidur atau rileks. Lebih dari setengah (51%) orang dewasa melaporkan bahwa mereka kurang tidur di malam hari, dan 80% orang dewasa menggunakan akhir pekan untuk menebus jam tidur yang hilang selama hari kerja.
Dr. Michael Breus Ph.D, dokter tidur dengan daftar klien yang terdiri dari selebriti Hollywood kelas-A, hadir di Jakarta dalam perhentian kedua Asia Sleep Tour, dimana beliau akan membagikan wawasan seputar Relaxation Report. Dalam tur yang termasuk Singapura (perhentian pertama), Tokyo, dan Shanghai, Dr Breus juga akan memberikan saran tidur dan tips rileks.
Hasil Laporan Relaksasi Princess Cruises (Indonesia)
Tidur Cepat: Terdapat 78% masyarakat Indonesia yang disiplin dalam waktu tidur serta memiliki waktu tidur konsisten, walaupun hiruk-pikuk kesibukan kehidupan perkotaan masih mempengaruhi kondisi mereka. Indonesia juga memiliki angka ‘tidur cepat’ tertinggi di dunia, dengan sekitar 40% masyarakat tidur sebelum jam 10:00 malam dan bangun sekitar jam 06:30 pagi. Ini mungkin dilakukan untuk menghindari padatnya lalu lintas ketika mereka berangkat ke kantor.
- Seperempat (25%) masyarakat Indonesia merupakan ‘si tidur teratur’. Mereka tidur sekitar jam 10:00 atau 11:00 malam, dan bangun pada jam 07:00 atau jam 08:00 pagi.
- 1 dari 4 adalah ‘si penderita insomnia’ yang mebgaku jadwal tidurnya tidak menentu, atau bahkan tidak tidur sama sekali (23%).
- 13% dari masyarakat Indonesia menempatkan diri mereka pada kategori ‘si burung hantu’, karena mereka tidur setelah tengah malam.
Bekerja pada Akhir Pekan: Sebagian besar orang Indonesia (94%) mengambil cuti kerja setiap tahun hanya untuk mendapatkan waktu tidur. Bahkan, 59% orang Indonesia libur selama satu minggu penuh atau lebih hanya untuk beristirahat, dan 85% orang Indonesia menggunakan akhir pekan untuk menebus jam tidur mereka yang hilang selama hari bekerja. Saat ini, generasi Millennial yang memiliki energi muda untuk menikmati akhir pekan untuk bersosialisasi adalah generasi yang ternyata paling mungkin untuk tetap tinggal dan tidur lebih banyak ketimbang generasi Baby Boomers.
Libur Terabaikan: Salah satu cara masyarakat usia-aktif Indonesia untuk dapat bersantai adalah dengan berlibur. Namun, survei menemukan bahwa 39% masyarakat Indonesia tidak mengambil semua jatah libur yang tersedia pada tahun sebelumnya dengan alasan sebagai berikut:
- Terlalu banyak pekerjaan yang harus diselesaikan (48%)
- Tidak dapat menemukan waktu yang baik untuk berlibur (38%)
- Kurangnya dukungan di tempat bekerja saat mengambil cuti (24%)
Perjuangan Tidur Saat Liburan: Bahkan pada saat berlibur pun tidak menjamin waktu istirahat yang lebih baik, karena 83% orang Indonesia masih sering berjuang untuk tidur malam nyenyak saat berlibur. Generasi Millennial mengalami masalah tidur lebih banyak dibanding generasi sebelumnya.
- Ketika bepergian yang melintasi dua atau lebih zona waktu, 73% wisatawan Indonesia biasanya mengalami efek samping yang tidak menyenangkan, termasuk gangguan tidur, seperti insomnia atau bangun sangat pagi (38%), kelelahan siang hari (33%) dan sakit kepala (31%), kesemua ini dapat mengganggu kenikmatan liburan. Di kapal pesiar, kesempatan untuk menikmati berbagai rangkaian kegiatan dapat membantu masyarakat Indonesia beristirahat dan bersantai.