Tidak dapat dipungkiri bahwa menjelang libur akhir tahun, masyarakat berbondong-bondong ingin menghabiskan momen Natal dan Tahun Baru 2022 (Nataru) dengan pergi traveling. Meski di tengah pandemi seperti sekarang ini, niat masyarakat untuk bepergian sama sekali tidak surut. Hal ini terlihat dari Bandara Soekarno-Hatta yang sudah mulai padat dipenuhi dengan antrean menjelang libur Nataru.
Dilansir dari IndoGuideBook, sebuah survei telah dilakukan untuk mengetahui tren liburan di 2021. Hasilnya ada sekitar 47% masyarakat telah merencanakan bepergian di dalam negeri. Mengartikan bahwa di situasi pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung, perilaku konsumen untuk berlibur cenderung tetap stabil.
Travel Report Pegipegi juga merangkum sekiranya di tahun ini ada lima destinasi yang menjadi favorit masyarakat untuk bepergian dalam kota meliputi; Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar dan Bali. Kota-kota tersebut merupakan pilihan kota besar yang ramai pengunjung, dan terkenal dengan banyak destinasi menarik di dalamnya.
Faktor Pendorong Ramainya Wisatawan di Suatu Destinasi
Ternyata ke-5 kota di atas bukan hanya sekadar destinasi biasa, namun memiliki kelebihan tersendiri dari sisi wisata, seperti:
- Fasilitas dan Infrastruktur yang Memadai
Masyarakat kini dimudahkan dengan adanya infrastruktur yang memadai. Terlihat dari akses perjalanan di kota-kota besar yang sudah dibangun sedemikian rupa dalam rangka mempermudah travelers bermobilitas. Tersedia juga, pilihan fasilitas transportasi yang mudah untuk diakses saat mengunjungi destinasi pilihan. Seperti pesawat, kereta api, bus & travel, kapal, serta angkutan umum.
- Penerapan Protokol Kesehatan yang Ketat
Pemerintah beserta jajarannya sudah mengimbau semaksimal mungkin agar setiap pelaku perjalanan dapat tetap menjaga kebersihan dan keamanan selama bepergian. Tak hanya itu, banyak tempat wisata yang kini juga telah menyediakan tempat cuci tangan dan hand sanitizer yang dapat digunakan secara umum. Hal ini bertujuan agar destinasi yang ramai pengunjung, tetap dapat mematuhi protokol kesehatan yang ada secara disiplin.
- Variasi Destinasi Alam dan Budaya yang Beragam
Indonesia terkenal dengan kekayaan dan keanekaragamannya. Sudah menjadi hal yang lumrah bahwa dapat ditemukan ribuan destinasi alam, budaya, dan sejarah yang juga berlimpah. Terutama di Bali, masyarakat bisa menjumpai wisata air atau deretan pantai eksotis dengan mudah. Variasi tersebut menjadi ciri khas tersendiri bagi tiap kota dalam menarik minat pengunjung.
- Prediksi Tren Traveling di Tahun 2022
Berkaca pada pemulihan sektor pariwisata 2021 yang meningkat secara signifikan, Pegipegi juga melihat tahun 2022 secara optimis bahwa trend traveling di 2022 akan mengarah ke positif. Hal tersebut didukung dengan masyarakat yang sudah aware untuk menjaga diri dan sekitarnya, serta masyarakat yang sebagian besar sudah divaksin.
Terjadi juga behavior shifting di mana wisatawan cenderung mencari akomodasi dan fasilitas selama bepergian yang terjamin kebersihannya dengan prinsip CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety and Environmental sustainability), walau harus membayar harga yang lebih mahal. Padahal dulu harga murah adalah hal pertama yang dicari travelers sebelum merencanakan liburan. Selain itu, sekarang wisatawan lebih memilih melakukan road trip (jalur darat). Hal ini dikarenakan berwisata di grup dengan kuantiti yang kecil seperti keluarga atau teman akan lebih nyaman, ketimbang bepergian dalam grup besar.
Terkait objek wisata, pilihannya juga sudah mulai berubah. Dulu masyarakat bepergian ke bioskop, theme park, dan mall. Kini, destinasi alam terbuka dan tempat-tempat yang tidak berkerumun (less crowded) menjadi pilihan utama. Sedangkan bagi Gen Z, hidden gem menjadi salah satu daya tarik untuk berwisata. Mereka cenderung mencari tempat-tempat baru untuk diperkenalkan lewat media sosial.
Sebuah inovasi tentu diharapkan oleh masyarakat lewat platform digital dalam menawarkan objek dan produk wisata. Khususnya bagi masyarakat yang masih belum punya keberanian untuk traveling di masa pandemi serta terkendala biaya untuk bepergian, tetap dapat liburan secara virtual melalui konten-konten di media sosial. Berbagai platform digital dapat menjadi touch point bagi customer untuk melakukan riset tempat wisata, sebelum akhirnya memutuskan untuk pergi berlibur.
Direktur Komunikasi Pemasaran Kemenparekraf, Martini M. Paham (Diah), dikutip dalam ‘Podcast Ngobrol Pegipegi‘ episode terbaru menjelaskan, “Kemenparekraf akan terus berfokus pada domestik market di tahun 2022. Kami semakin yakin potensi perjalanan dalam negeri merupakan kekuatan ekonomi nasional Indonesia. Kementerian pun telah membuat banyak program, salah satunya 5 DSP (Lima Destinasi Super Prioritas) meliputi Borobudur, Danau Toba, Labuan Bajo, Likupang, dan Mandalika.”
“Diluar 5 DSP, ada juga desa wisata yang dicanangkan Kemenparekraf dengan lembaga lain untuk mempromosikan desa-desa yang berpotensi sebagai sumber destinasi wisata alam. Ada banyak pilihan desa wisata yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia”, tambahnya.
Sr. Corporate Communications Manager Pegipegi, Busyra Oryza mengatakan, “Melihat potensi tren traveling yang bergerak kearah positif, kami yakin dengan memberikan produk yang sudah terafiliasi dengan Sertifikat CHSE akan membuat pelanggan Pegipegi semakin aman dan nyaman saat bepergian. Itulah yang kami lakukan sekarang, ikut terjun dalam InDOnesia CARE untuk mempromosikan destinasi dalam negeri melalui Wonderful Indonesia.”