Denyut perekonomian Lombok secara khusus dan Nusa Tenggara Barat (NTB) secara umum kian bergerak dengan kencangnya. Event kelas dunia World Superbike (WSBK) pun dianggap sebagai pemicu utamanya. Terlihat nyata, dampak perhelatan WSBK tidak saja dirasakan oleh para pelaku industri pariwisata di level atas, melainkan, para pelaku usaha di level menengah ke bawah juga ikut menuai hasilnya.
Seperti diketahui, kondisi perekonomian masyarakat Lombok dan NTB pun tak luput dari dampak pandemi Covid-19 selama hampir 2 tahun belakangan. Dan momentum WSBK di Sirkuit Mandalika selama sepekan terakhir dianggap telah mampu membantu mengembalikan harapan untuk masyarakat.
Salah satu pengusaha kuliner di Lombok, Rini, pun berharap gelaran WSBK dapat berlangsung lebih lama, agar manfaat yang dirasakan masyarakat bisa lebih terasa.
“Bila perlu, waktu pagelaran World Superbike ini ditambah lagi beberapa hari ke depan. Biar ekonomi Lombok ini tumbuh subur,” ujarnya.
Rini pun lanjut menyampaikan harapannya yang juga mewakili aspirasi banyak masyarakat Lombok-Sumbawa.
“Tentu saya sangat bersyukur, dan semoga ini menjadi pertanda ekonomi NTB akan menjadi lebih baik ke depan,” harapnya.
Sementara itu di lokasi terpisah, Ketua Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) NTB, Sahlan M. Saleh, merasakan aura positif itu, bahkan pemulihan pariwisata yang berdampak langsung ke pertumbuhan ekonomi warga kian terasa.
“Perhelatan WSBK ini menjadi trigger pemulihan pariwisata Lombok-Sumbawa. Saya cukup merasakan adanya perbaikan dan dampak signifikan di perusahaan saya. Ini menjadi pertanda baik pertumbuhan ekonomi Lombok-Sumbawa yang kian membaik,” terangnya.
Dan, Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata NTB, Yusron Hadi, mengkonfirmasi perihal pemulihan pariwisata NTB mulai Oktober lalu. Denyut pertumbuhan dan pemulihan pariwisata Lombok Sumbawa kian terasa setelah event WSBK digelar.
“Hotel penuh, restaurant panen, semoga toko souvenir dan destinasi wisata juga banyak dikunjungi wisatawan penonton WSBK,” pungkasnya.