Nusantara

Kemenparekraf Dukung Branding Medan Sebagai ‘The Kitchen of Asia’

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, mendukung upaya pemerintah kota Medan dalam pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Salah satunya bentuk dukungan tersebut adalah dengan menyiapkan travel pattern (pola perjalanan) wisatawan dari destinasi super prioritas Danau Toba untuk kemudian singgah di kota Medan dan menikmati keragaman daya tarik, salah satunya kuliner.

Menparekraf dalam kunjungan kerjanya ke Sumatera Utara berkunjung ke kawasan heritage Kesawan di kota Medan, pada hari Sabtu (27/3). Pemkot Medan rencananya akan membenahi kawasan kota tua itu dengan brandingThe Kitchen of Asia‘ yang akan menghadirkan kuliner khas Medan dan Asia sebagai daya tarik utama.

“Magnet kota Medan adalah pengalaman kuliner, dan kita perlu lengkapi dengan cerita-cerita sejarah atau story telling yang baik,” ujar Menparekraf yang turut diamini oleh Walikota Medan, Bobby Nasution.

Story telling dikatakan Menparekraf akan menambah nilai juga daya tarik yang akan memberikan pengalaman lebih berkualitas bagi wisatawan. Ia mencontohkan cerita tentang rumah milik saudagar kenamaan Tjong A Fie.

“Seperti di Tjong A Fie ini, bagaimana ada seseorang pemimpin dan saudagar kaya keturunan etnis Tionghoa yang 100 tahun lalu meninggal namun memberi kenangan. Tempat ini memiliki makna dan sejarah besar karena peran beliau dalam menjaga kerukunan etnis dan umat beragama di Medan,” terangnya.

Menparekraf menjelaskan, pihaknya tengah membuat travel pattern atau pola perjalanan bagi wisatawan dalam menjelajahi Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Danau Toba. Dengan berbagai infrastruktur yang tengah dikebut, wisatawan nantinya juga akan didorong berkunjung ke kota Medan.

“Kita sedang buat travel pattern bagaimana wisatawan ke Destinasi Super Prioritas Danau Toba bisa singgah di kota Medan lantaran magnet sejarah dan wisata kuliner. Saya harap pariwisata bisa membangkitkan perekonomian dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin,” paparnya.

“Terakhir harapan kami, bahwa dalam penataan ‘The Kitchen of Asia‘ ini, harus dapat diperkuat dengan adaptasi teknologi dan keberagamaan produk-produk ekonomi kreatif,” tambahnya lagi.

Sementara itu, Bobby Nasution menyadari jika Medan tidak memiliki kekayaan alam yang cukup untuk dikembangkan sebagai potensi di sektor pariwisata. Namun kuliner dapat menjadi satu kekuatan besar dalam menarik minat wisatawan.

“Kuliner ini menjadi jawaban dari semua permasalahan di kota Medan. Kita tahu kota Medan mungkin tidak punya potensi alam yang cukup baik, untuk itu harus kita ciptakan dan kolaborasikan dengan para stakeholder,” ujarnya.

Terkait kawasan Kesawan yang akan disulap menjadi ‘The Kitchen of Asia’, Bobby menjelaskan Kesawan sendiri merupakan salah satu kawasan kota tua di Medan. Banyak warisan cagar budaya dengan arsitektur indah masih berdiri. Pembenahannya dipadu dengan branding kuliner Medan yang sudah terkenal, bukan hanya kuliner asli Sumatera Utara dan Indonesia, juga Asia.

“Untuk itu di kawasan Kesawan harus betul-betul dikembangkan, bukan diubah. Kita kembalikan ke belakang yang artinya kita kembalikan bangunan-bangunan di sini yang memiliki cerita masing-masing sehingga menambah cita rasa sendiri,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *