Tepat pada hari Rabu (24/6), Hong Kong Tourism Board (HKTB) resmi menyelenggarakan forum online berjudul ‘Beyond Covid-19: Global Tourism’s New Normal‘, forum ini merupakan forum online pertama yang berfokus pada prospek pariwisata pasca-pandemi untuk Hong Kong, Cina Daratan, Asia dan bahkan dunia.
Lebih dari 4,000 perwakilan industri pariwisata, jurnalis dan akademisi hadir di forum ini untuk menyimak wawasan dari pemimpin industri global tentang dampak wabah Covid-19 pada wisata, bagaimana industri pariwisata harus menyikapinya, dan tren wisata di periode pasca-pandemi.
Dalam sambutannya, Ketua HKTB, Dr YK Pang menekankan pentingnya memulihkan kepercayaan konsumen.
“Misi utama kami dalam industri ini adalah untuk memberikan kepercayaan dan kepastian untuk semua wisatawan bahwa perjalanan mereka aman dari awal hingga akhir,” ujarnya.
“Kerjasama kami harus bisa melintas batas geografis dan bisnis. Kami harus bisa memanfaatkan semua pengetahuan dan keahlian yang kami miliki, dan menggunakannya secara kolektif untuk menavigasi tantangan yang ada di depan mata,” Dr Pang menambahkan.
Dr Pang juga menyoroti inisiatif yang diambil industri pariwisata Hong Kong untuk tetap berada di satu langkah lebih maju dari kurva penyebaran pandemi Covid-19. Dirinya mengumumkan bahwa HKTB akan bekerja sama dengan Pemerintah HKSAR guna menciptakan ‘Open House Hong Kong’ yang merupakan sebuah platform wisata unik yang akan memberi tahu dunia bahwa Hong Kong merupakan tujuan yang aman dari Covid-19 dan siap untuk menyambut wisatawan dengan penawaran dan pengalaman menarik.
Pada kesempatan tersebut, Dr Pang juga mengundang mitra dagang dari seluruh dunia untuk mendukung platform ini dengan memberikan penawaran menarik untuk bepergian ke Hong Kong sebagai tujuan utama bagi wisatawan dari setiap benua.
Total ada sebanyak 7 pembicara yang dihormati secara internasional dari berbagai sektor membahas sentimen dan perilaku konsumen terbaru dan memberikan wawasan mereka mengenai tantangan yang dihadapi industri pariwisata saat ini.
Berikut adalah hasil pengamatan dan pemikiran para tokoh yang turut hadir di forum online ‘Beyond Covid-19: Global Tourism’s New Normal‘:
Steve Saxon, Partner, McKinsey & Company
“Covid-19 merupakan sebuah tantangan kemanusiaan, namun juga ada implikasi luas bagi ekonomi dan bisnis. Sebagai contoh, hingga saat ini, pendapatan ekspor pariwisata di seluruh dunia telah hilang US$0.9 triliun hingga US$1.2 triliun. Tetapi, walaupun pariwisata global diprediksikan hanya dapat kembali ke tingkat sebelumnya pada tahun 2022, Cina, Indonesia dan AS menunjukkan optimisme yang cukup tinggi untuk berwisata. Sementara itu, perjalanan wisata ke Cina telah kembali ke sekitar setengah dari tingkat sebelumnya. Kepercayaan wisatawan secara keseluruhan masih rendah, dan pemulihan berjalan lebih lambat dari yang diharapkan. Di sisi lain terdapat peluang besar untuk memanfaatkan perjalanan domestik untuk wisatawan yang lebih muda dan keluarga karena sebagian besar konsumen sedang mengurangi frekuensi wisatanya, terutama wisata internasional, di tengah pandemi ini. Cina, Inggris dan Jerman memiliki potensi terbesar dalam meningkatkan kembali perjalanan domestik,” terang Steve Saxon.
Hermione Joye, Sector Lead, Travel & Vertical Search APAC, Google
“Covid-19 telah menyebabkan perubahan generasi dalam cara dunia beroperasi. Berdasarkan data pencarian, industri pariwisata hampir terhenti sepenuhnya dengan minat global yang turun tiga kali lipat dari masa pra-Covid-19. Akibatnya, kita tidak dapat memprediksi lagi kebiasaan, pemikiran dan perilaku konsumen tentang berwisata. Saya berharap bahwa tren, wawasan konsumen dan prinsipprinsip dapat membantu pemasar dan pelaku bisnis untuk menanggapi dan menavigasi kenormalan baru ini,” jelas Hermione Joye.
Jane Sun, CEO, Trip.com Group
“Di Trip.com Group, tugas kami adalah untuk memandu wisatawan dan industri untuk melalui periode yang penuh tantangan ini. Itulah sebabnya sejak awal pandemi, tim kami telah bekerja tanpa lelah untuk memproses lebih dari ¥30 miliar dalam pembatalan rencana perjalanan dan memberikan mitra kami lebih dari ¥1 miliar dalam dukungan keuangan. Sekarang, keadaan sudah lebih terkendali dan kami melihat lonjakan dalam minat dan permintaan. Kami telah mengerahkan US$500 juta untuk mitra kami dan menawarkan pilihan perjalanan yang fleksibel, aman dan berdiskon. Semua ini dilakukan untuk membantu wisatawan kembali berwisara dan industri untuk bangkit lagi,” jelas Jane Sun.
Gloria Guevara, President & CEO, World Travel & Tourism Council (WTTC)
“Pandemi Covid-19 telah menghasilkan dampak sosial-ekonomi global yang menghancurkan. Penelitian kami baru-baru ini menunjukkan bahwa lebih dari 197 juta pekerjaan berisiko, yang akan menyebabkan hilangnya lebih dari US$5.5 triliun terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Perjalanan & Parisiwata di seluruh dunia. Sangat penting bagi kelangsungan sektor Perjalanan & Pariwisata bahwa saat ini kita semua bekerja sama dan memetakan jalan menuju pemulihan melalui strategi yang terkoordinasi dan membangun kembali kepercayaan konsumen untuk kembali berwisata. Cap ‘Safe Travels’ yang baru saja kami luncurkan akan memungkinkan wisatawan untuk mengenali bisnis dan tujuan yang telah menerapkan protokol global WTTC dan akan mendorong kembalinya ‘Safe Travels’ (Perjalanan Aman) di seluruh dunia. Hal ini akan memungkinkan sektor perjalanan dan pariwisata untuk dibuka kembali untuk bisnis dan bergerak dengan terkoordinasi,” papar Gloria Guevara.
Alexandre de Juniac, Director General dan CEO, International Air Transport Association (IATA)
“Kebangkitan sektor perjalanan dan pariwisata sangat penting karena ada jutaan orang bergantung pada sektor ini. Jika semakin banyak bagian dunia mulai membuka kembali ekonomi mereka, saya yakin wisatawan masih ingin berwisata. Namun, beradaptasi dengan realita baru Covid-19 dan membangun kembali kepercayaan masyarakat adalah tantangan yang harus dihadapi secara langsung dengan kerja sama yang baik. Contohnya, dalam industri penerbangan, Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) telah merancang pedoman global untuk mengurangi risiko Covid-19 saat bepergian dengan pesawat. Sekarang, pemerintah harus mempunyai satu visi untuk memimpin implementasi pedoman ini dengan dukungan penuh dari industri. Kita hanya akan berhasil dengan kerja sama yang baik.” terang Alexandre de Juniac.
Peter C. Borer, COO, the Hong Kong and Shanghai Hotels Ltd
“Industri perhotelan akan bergerak menuju kenormalan baru dengan langkah-langkah kesehatan dan keselamatan yang belum pernah ditempuh sebelumnya. Sebagai pemimpin industri, kita harus berkolaborasi, meninggalkan paradigma lama dan melihat ke masa depan yang baru. Sebelum pandemi ini, industri perhotelan sudah bergerak menuju digitalisasi, kecerdasan buatan dan robotika; krisis kesehatan yang kita hadapi sekarang hanya mempercepat tren ini. Untuk jangka pendek, kami harus mendapatkan kepercayaan tamu kami dan meyakinkan mereka bahwa mereka aman saat tinggal bersama kita. Dalam jangka panjang, dasar-dasar industri ini tidak akan berubah, dan para tamu akan selalu mendapatkan layanan yang dipersonalisasi,” ungkap Peter Borer.
Kai Hattendorf, Managing Director & CEO, The Global Association of the Exhibition Industry (UFI)
“Pameran dan acara bisnis adalah tempat bertemunya pasar dan industri dari seluruh dunia dan merupakan peluang kunci untuk memulihkan ekonomi. Kami memiliki pengetahuan dan standar untuk keamanan dan kenyamanan tingkat tinggi setiap acara. Covid-19 akan mendorong prosedur, standar dan proses baru. Pandemi ini mempercepat tren yang sudah terbentuk sekitar perpaduan acara di tempat dengan layanan online sebelum, selama dan setelah acara berlangsung. Acara bisnis akan lebih bergerak ke arah digital. Bahkan dengan ini, elemen utama yang mendorong kesuksesan adalah pertemuan dan pertukaran langsung, secara tatap muka. Jumlah klik di platform online tidak dapat menggali kesepakatan, dan jumlah views tidak menandatangani pesanan,” papar Kai Hattendorf.