Tak bisa kita pungkiri, bagi banyak travelers di dunia, Eropa masih merupakan salah satu destinasi wisata yang cukup populer. Siapa sangka, meskipun sempat menjadi episentrum Covid-19, Eropa masih cukup optimis dengan potensi pariwisatanya.
Pada hari Rabu (13/5) lalu, Uni Eropa telah merencanakan pembukaan kembali perbatasan antar negaranya, namun tetap memperhatikan faktor keamanan dan kesehatan. Beberapa akses antar negara seperti misalnya; jalur kereta api, jalan raya, jalur udara hingga laut akan beroperasi kembali.
Bagi banyak travelers yang sudah bosan berdiam diri beberapa bulan di rumah, tentu saja kabar ini menjadi penuntas dahaga traveling-nya. Terlebih beberapa negara di Eropa menerapkan kebijakan lockdown selama pandemi menyerang.
Sampai saat ini, Uni Eropa memang masih merekomendasikan pembatasan wisatawan yang tidak memiliki urusan penting. Tapi, dengan tingkat infeksi yang telah menurun signifikan di beberapa negara, aturan ini bisa berubah dalam waktu dekat ini.
Berikut inilah daftar negara-negara dengan pariwisata terpopuler di Eropa yang telah membuka perbatasannya seperti dirangkum TravelmakerID dari berbagai sumber:
- Perancis
Sebagai dampak pandemi Covid-19, Perancis menajdi salah satu negara di Eropa yang menerapkan larangan agi travelers non-Uni Eropa untuk masuk selama 2 bulan terakhir. Uni Eropa memutuskan memperpanjang larangan hingga tanggal 15 Juni 2020 mendatang. Artinya, mulai sekarang hingga tanggal 24 Juli 2020, kecuali warga Uni Eropa atau Inggris akan dikenai karantina wajib Covid-19 selama 14 hari.
Lockdown Perancis perlahan akan dicabut dengan ditandai dibukanya kembali sekolah, restoran dan kafe dalam beberapa minggu mendatang. Hotel di sana, seperti Grup Hotel Accor misalnya, pendapatan terbesarnya masih bersumber dari wisatawan domestik.
- Yunani
Yunani mungkin akan menjadi salah satu negara di Eropa pertama yang membuka kembali pintunya bagi wisatawan. Bukan tanpa alasan, karena Yunani telah berhasil menjaga angka kematian akibat Corona di tingkat yang sangat rendah, jumlahya orang meninggal ‘hanya’ sebanyak 150 jiwa. Yunani memberlakukan lockdown yang ketat sejak dini sebelum Covid-19 menyebar dengan ganasnya di benua biru itu.
Sebagai penanda meredanya ancaman wabah Covid-19 adalah dengan dibukanya kembali beberapa bisnis seperti; penata rambut dan toko buku sudah dibuka kembali. Selain itu, Perdana Menteri Yunani, Kyriakos Mitsotakis berharap dapat menyambut kembali wisatawan pada tanggal 1 Juni 2020.
Pembatasan perjalanan dalam negeri akan dicabut pada tanggal 18 Mei 2020. Hotel-hotel di Yunani akan dijadwalkan kembali buka pada tanggal 1 Juni 2020 yang diikuti oleh hotel-hotel musiman sebulan kemudian.
Saat ini, semua travelers harus mengikuti tes Covid-19 di terminal kedatangan Yunani. Di sisi lain, warga negara non-Uni Eropa masih dilarang memasuki Yunani hingga tanggal 18 Mei 2020, penerbangan LCC dari negara tetangga juga masih ditangguhkan, karena Mitsotakis menginginkan lebih banyak wisatawan kelas atas untuk mendongkrak perekonomian negaranya.
- Spanyol
Lockdown di Spanyol terbukti menjadi salah satu yang paling ketat di Eropa. Dalam suatu waktu, anak-anak dilarang meninggalkan rumah sepenuhnya.
Padahal tercatat biasanya Spanyol menerima hingga 84 juta wisatawan setiap tahunnya (data 2019), rekor ini merupakan yang terbanyak sedunia. Namun seiring dengan semakin meredanya penyebaran Covid-19 di sana, upaya pelonggaran lockdown pun dimulai dengan pantai yang kembali dibuka pada bulan Juni dan hotel diberikan izin buka kembali.
Selain itu, kebijakan karantina selama 14 hari telah diberlakukan untuk semua travelers yang tiba di negara itu dari tanggal 15-24 Mei 2020, sehingga tanggal keadaan darurat di Spanyol diprediksi akan segera berakhir.
- Italia
Italia jadi salah satu negara Eropa terdampak paling parah pandemi Covid-19. Lockdown diberlakukan di sana dalam kurun waktu yang sangat panjang, dimulai dari bulan Maret hingga saat ini. Mungkin, Italia akan dibuka kembali dalam waktu dekat, setelah pemerintah Italia menyatakan bahwa perbatasan akan dibuka untuk wisatawan pada musim panas ini.
Italia bersama anggota Uni Eropa lainnya saat ini masih membatasi kunjungan tidak penting dari luar zona Schengen (pengelompokan 26 negara yang biasanya memiliki perbatasan terbuka), selain Inggris.
Negara tetangga seperti Austria dan Swiss, yang ada di dekatnya telah membatasi perjalanan antar negara. Banyak maskapai telah membatalkan sebagian besar penerbangannya ke Italia, hal ini tentu saja membuat rencana pembukaan akan cukup sulit.
Presiden Badan Turis Nasional Italia (ENIT), Giorgio Palmucci mengungkapkan bahwa Italia tak ingin kehilangan wisatawan di tahun 2020 ini. Lockdown perlahan dilonggarkan bertahap, semua toko dijadwalkan akan dibuka kembali pada 18 Mei 2020 dan rencananya akan membuka kembali kafe, restoran dan bar pada bulan Juni 2020 mendatang.
Yang menarik, salah satu destinasi eksotik di Italia yaitu Pulau Sisilia telah mempromosikan skema liburan menarik untuk memikat travelers kembali. Kabarnya mereka tawarkan liburan bersubsidi bagi pengunjung domestik dan internasional lho.
- Jerman
Angka kematian akibat infeksi Corona di Jerman bisa dikendalikan karena tes uji dan pelacakan kontak yang baik. Namun, perjabat masih agak ragu jika wisatawan kembali. Terlebih ada fakta bahwa infeksi virus mulai meningkat di pekan ini, setelah beberapa hari pelonggaran lockdown, kekhawatiran pun belum reda ketika negara harus dibuka kembali.
Diumumkan pada hari Rabu bahwa perbatasann Jerman-Austria sedang dibuka pada tanggal 15 Mei 2020. Kanselir Jerman, Angela Merkel berencana menghentikan kontrol perbatasan di wilayah Schengen dalam beberapa minggu ini sambil dirinya melihat perkembangan lebih lanjut penyebaran Covid-19 di negaranya.
Namun sayangnya, Jerman masih akan tetap tertutup bagi travelers non-Uni Eropa dan perbatasannya yang melintasi negara-negara tetangga seperti Denmark, Belanda, Belgia, Luksemburg, Perancis, dan Swiss saat ini masih dalam keadaan dijaga.
Hotel-hotel di Jerman saat ini masih dilarang menerima wisatawan, bahkan sebagian besar penerbangan ke dan dari Jerman masih tetap ditangguhkan.
- Inggris
Keputusan Negeri Ratu Elizabeth ini untuk melakukan karantina 14 hari bagi seluruh pendatang adalah keputusan yang dinilai tepat. Langkah itu akan berlaku untuk jangka waktu yang belum ditentukan. Aturan ini akan menghalangi maskapai untuk memulai kembali operasi penerbangan dengan cepat. Para pejabat Inggris sendiri, telah memperingatkan travelers Inggris bahwa kesempatan untuk melarikan diri ke luar negeri pada musim panas sangatlah tipis dalam kondisi seperti saat ini.
Ada 9 dari 10 penerbangan telah ditangguhkan sejak Inggris menjalani lockdown. Berdasarkan rencana yang tersirat saat ini, hotel-hotel akan mulai dibuka pada awal Juli 2020 mendatang, tetapi karena pembatasan perbatasan Uni Eropa masih berlaku, diharapkan Inggris akan fokus pada wisata domestik terlebih dahulu.
Tercatat rata-rata ada sekitar 40 juta wisatawan internasional memasuki Inggris setiap tahunnya dan para wisatawan ini memainkan peran yang sangat penting pada pergerakan roda perkenomian negeri tersebut.