Home Lifestyle Literasi Digital Sulawesi 2021: Kembangkan Keterampilan Digital Agar Aman & Nyaman Bermedia Sosial

Literasi Digital Sulawesi 2021: Kembangkan Keterampilan Digital Agar Aman & Nyaman Bermedia Sosial

written by Admin June 16, 2021
Literasi Digital Sulawesi 2021: Kembangkan Keterampilan Digital Agar Aman & Nyaman Bermedia Sosial

Rangkaian Literasi Digital ‘Indonesia Makin Cakap Digital’ di Sulawesi yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siber kreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada tanggal 16 Juni 2021 di Luwu Timur, Sulawesi Selatan.

Kolaborasi ketiga Lembaga ini, khusus pada penyelenggaraan Literasi Digital pada wilayah Sulawesi. Narasumber dalam kegiatan ini antara lain FX Lilik Dwi Mardiyanto, Dosen Universitas Multimedia Nusantara sekaligus Trainer GNI (Google News Initiative); Dr. Fitriany, SE., MM., Dosen STIE Nobel Indonesia Makassar; Ronny Adolof Buol, Pemimpin Redaksi Zonastara.com sekaligus Trainer GNI; dan Andi Fauziah Astrid, S.Sos, M.Si, Dosen UIN Alauddin Makassar.

Bertemakan ‘Aman dan Nyaman dalam Bermedia Sosial’, kegiatan ini dipandu Muh. Anshari dari MAFINDO. Pada episode kali ini diikuti oleh 261 peserta dari berbagai kalangan. Rangkaian Literasi Digital ‘Indonesia Makin Cakap Digital’ di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 peserta.

Kegiatan diawali dengan menampilkan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa.

“Infrastruktur digital tidak berdiri sendiri, jadi saat jaringan internet sudah tersedia harus diikuti dengan kesiapan-kesiapan pengguna internetnya agar manfaat positif internet dapat dioptimalkan untuk membuat masyarakat semakin cerdas dan produktif,” jelas Joko Widodo.

Setelah itu kegiatan dilanjutkan dengan memperkenalkan narasumber oleh moderator kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Narasumber pertama yang menyampaikan materinya ialah FX Lilik Dwi Mardiyanto dengan materi ‘Digital Skill: Positif, Kreatif dan Aman di Internet’.

Menurut Lilik, Indonesia memiliki jumlah pengguna internet yang banyak. Hal tersebut kemungkinan dipengaruhi harga kuota internet pribadi yang terbilang murah dibandingkan rata-rata pendapatan masyarakat Indonesia. Tak heran jika masyarakat Indonesia aktif di media sosial.

Selain berdampak positif, jumlah pengguna internet yang besar juga berpotensi negatif seperti ancaman penyebaran hoaks, konten negatif, dan pembelokan informasi. Untuk menghindarinya, masyarakat harus terampil menganalisis anatomi konten dengan menelusuri sumber, konten tekstual, hingga konten visualnya.

Narasumber kedua yang menyampaikan materi ialah Dr. Fitriany, SE., MM dengan pembahasan ‘Digital Ethics: Bebas Namun Terbatas Berekspresi di Media Sosial’.

Fitri menjelaskan, perkembangan digital saat ini sangat pesat dan menjangkau seluruh dunia. Keragaman budaya dan etika di tiap daerah mengharuskan pengguna internet perlu memahami dan menerapkan etika sosial demi menghindari konflik dan kesalahpahaman.

Fitri mengungkapkan, dalam pasal 28 UUD 1945, negara menjamin kebebasan warga dalam berekspresi.

“Kebebasan berekspresi itu adalah hak warga, bukan kejahatan,” tegasnya.

Namun, kebebasan tersebut tidak boleh melanggar hak individu orang lain. Ada batasan hukum yang mengatur agar hak-hak tersebut tidak berbenturan.

Selanjutnya, Ronny Adolof Buol selaku narasumber ketiga memaparkan materi ‘Digital Culture: Kenali dan Pahami Rekam Jejak Digital itu Penting’.

Dalam ulasannya, Ronny memberikan beberapa tips agar jejak digital tidak menimbulkan ancaman di kemudian hari, yaitu bijak dalam bermedia sosial, menyaring konten yang akan dikirim, dan pikir ulang sebelum berkomentar.

Narasumber terakhir, Andi Fauziah Astrid melengkapi webinar dengan materi bertema ‘Digital Safety: Kenali dan Pahami Rekam Jejak Digital itu Penting’.

Fauziah mengungkapkan, ada bahaya di internet yang mesti diwaspadai oleh pengguna, misalnya pencurian data dan pelanggaran privasi. Dengan demikian, pengguna internet harus menjaga privasi dan keamanan informasi pribadi.

“Jangan mengakses wifi dari tempat umum, karena data kita bisa diterobos,” imbuhnya.

Menurut Fauziah, jenis media sosial yang paling banyak diakses masyarakat Indonesia saat ini adalah YouTube. Untuk itu, para konten kreator diharapkan dapat membuat konten yang positif dan edukatif.

Usai pemaparan materi dari empat narasumber, kegiatan Literasi Digital dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Para peserta terlihat antusias dan aktif bertanya terkait materi yang disampaikan para narasumber.

Salah satu pertanyaan dari peserta adalah keterkaitan antara etika jurnalistik dan etika media sosial. Ronny Adolof Buol sebagai praktisi jurnalistik menjelaskan bahwa etika jurnalistik fokus pada profesi jurnalis, sedangkan etika media sosial mengacu pada kesepakatan umum dalam masyarakat yang memiliki ruang lingkup lebih luas serta berlaku bagi semua penggunanya.

Kegiatan Literasi Digital mendapatkan apresiasi dan dukungan dari semua pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta webinar. Kegiatan Literasi Digital ini disambut positif oleh masyarakat khususnya Sulawesi. Sebagai bentuk penghargaan atas apresiasi peserta, penyelenggara menyediakan hadiah masing-masing sebesar Rp100.000,- bagi 10 penanya terbaik.

Kegiatan Literasi Digital ‘Indonesia Makin Cakap Digital’ di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan  materi yang informatif yang pastinya disampaikan oleh para narasumber terpercaya.

Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.

You may also like

Leave a Comment