Menikmati Bulan suci Ramadhan di Syumatera Utara ternyata sangat menarik sekali. Tentunya karena Sumatera Utara punya banyak pilihan destinasi wisata yang mampu menarik perhatian dan bersejarah tinggi. Sebut saja misalnya Masjid Raya Al-Maksum di Medan yang sudah sangat terkenal, akan tetapi tidaklah lengkap kalau berkunjung ke Masjid Raya peninggalan Kesultanan Deli ini jika tidak berkunjung ke Istana Maimun.
Menariknya selama Ramadhan ini Istana Maimun juga ikut populer, karena Istana peninggalan Kesultanan Deli ini lokasinya berdekatan dengan Ramadhan Fair di Medan. Letaknya ini berdekatan juga dengan Masjid Raya Al-Maksum Medan yang dapat dijelajahi dengan berjalan kaki saja.
Bangunan bersejarah ini terletak di pusat Kota Medan, sehingga sangat mudah dijangkau.
“Setiap hari selalu saja ada wisatawan. yang datang berkunjung ke sana,” tutur Ketua sekaligus Koordinator Umum GenPI Sumatera Utara, Fitato, Selasa (29/5).
Istana Maimun diyakini memiliki daya tarik cukup besar karena merupakan bangunan yang memiliki nilai sejarah dan kejayaan Melayu Deli di masa lalu. Ceritanya pun sangat menarik untuk disimak. Peninggalan Deli ini pertama kali dibangun pada 1888 dan baru selesai pada tahun 1891. Pendirinya bernama Sultan Maimun Al Rasyid Perkasa Alamsyah yang merupakan keturunan raja ke-9 Kesultanan Deli.
“Saat di Istana Maimun, semua orang pasti akan merasakan budaya melayu yang kental dari gaya bangunannya,” tambahnya.
Terlihat juga pengaruh Timur Tengah yang tampak pada bagian atapnnya. Sementara, sentuhan budaya Eropa tampak pada lampu, meja, pintu, dan jendela. Hal itu terlihat dari dominasi warna kuning pada bangunan istana. Desainnya yang unik juga merupakan paduan dari sentuhan budaya Belanda, Spanyol, India, Turki, dan Italia.
“Pengaruh Islam juga terlihat jelas pada lengkungan atapnya. Bentuk lengkungannya sangat populer di kawasan Timur Tengah seperti India dan Turki,” ungkapnya.
Meng-explore Istana Maimunnya juga sangat menarik. Maklum, Istana Maimun punya tiga bagian terpisah, yaitu; pertama adalah bangunan utama. Sementara dua bangunan lainnya terpecah di sayap kanan dan sayap kiri bangunan utama.
Pada bangunan utama, terdapat ruangan yang besar yang dulu kala digunakan untuk kegiatan adat kerajaan. Sekarang, di ruangan ini, kita bisa melihat koleksi peninggalan kerajaan, seperti kursi, meja, lemari.
“Masuknya juga murah kok, cukup membayar Rp5000,” terangnya.
Menariknya lagi, untuk wisatawan yang hadir berkunjung ke dalam Istana dan ingin tetap eksis, Istana Maimun juga menyediakan jasa penyewaan baju adat Melayu. Pose berfotonya pun bisa di-set bagai raja atau ratu Melayu.
Selain itu, di komplek Istana Maimun wistawan juga bisa melihat Meriam Puntung. Konon, meriam ini adalah jelmaan dari Mambang Khayali, adik Putri Hijau dari Kerajaan Deli Tua. Kemudian berubah menjadi meriam saat mempertahankan istana dari serbuan Raja Aceh, akibat pinangannya ditolak oleh Putri Hijau yang cantik.
Menteri Pariwisata Arief Yahya langsung mengapresiasi atraksi Pesona Ramadhan di Istana Maimun Medan. Arief Yahya menyebutkan, jika atraksi itu merupakan sebuah wujud kreatifitas dari warga Medan dalam memberikan apresiasi kepada tamu yang datang.
“Karena produk budaya, maka kekuatan Istana Maimun adalah karya budayanya. Silahkan berlibur dan nikmati Pesona Ramadhan dan Pesona Lebaran ke Istana Maimun. Salam Pesona Indonesia,’ kata Menpar.