Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terlibat aktif dalam program pengembangan kuliner nusantara yang diberi tajuk ‘Spice Up The World‘.
Program ini dilaksanakan berlandaskan fakta bahwa kuliner Indonesia memiliki kualitas yang istimewa, terlebih bila melihat fakta kekayaan hasil alam dan rempah-rempah di negeri ini yang sangat unggul sebagai bahan baku kuliner.
“Indonesia sejak dulu dikenal ke seluruh dunia sebagai negeri penghasil rempah-rempah dunia. Popularitas ini yang akan kita gunakan untuk memperkenalkan kuliner Indonesia ke seluruh dunia yang dikemas dalam program ‘Indonesia Spice Up The World‘,” jelas Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno dalam acara ‘Extended Weekly Press Briefing‘ yang diselenggarakan pada hari Senin (3/5) bertempat di Balairung Soesilo Soedarman, Kemenparekraf, Jakarta.
“Kemenparekraf merancang beberapa konsep unik, seperti membantu para pelaku usaha kuliner Nusantara untuk membuat kemasan produk yang menarik,” lanjutnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kemenparekraf, Muhammad Neil El Himam mengatakan, program ‘Indonesia Spice Up The World’ memiliki dua misi utama.
“Pertama adalah bagaimana kita mendorong pengembangan potensi bumbu atau rempah-rempah Indonesia hingga dikenal di kancah internasional. Kemudian (kedua), program tersebut juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan restoran asli Indonesia di luar negeri,” jelas Muhammad Neil.
“Jika misi kita berhasil dan orang-orang sudah mengenal seperti kuliner khas Indonesia, mereka tentu akan tertarik datang ke sini untuk mengeksplorasi lebih jauh Indonesia,” tambahnya lagi.
Sejauh ini, program ‘Indonesia Spice Up The World’ telah dilaksanakan dengan rendang sebagai pilot project-nya. Kemenparekraf akan membantu para pelaku usaha kuliner tersebut untuk membuat kemasan yang menarik.
“Programnya sudah berjalan. Pertama kami memaksimalkan beberapa makanan siap saji seperti rendang yang memang sudah punya nama baik di skala nasional maupun internasional. Jadi kita merancang ulang kemasan produk sehingga nantinya akan memiliki nilai tambah lewat program ‘BEDAKAN’ yang diselenggarakan Kemenparekraf,” tutup Neil.