Home Lifestyle Literasi Digital Sulawesi 2021: Hindari Konten Negatif & Penuhi Dunia Digital dengan Karya Positif

Literasi Digital Sulawesi 2021: Hindari Konten Negatif & Penuhi Dunia Digital dengan Karya Positif

written by Admin November 26, 2021
Literasi Digital Sulawesi 2021: Hindari Konten Negatif & Penuhi Dunia Digital dengan Karya Positif

Rangkaian Program Literasi Digital ‘Indonesia Makin Cakap Digital’ di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 26 November 2021 di Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Kegiatan dengan tema ‘Tetap Viral Tanpa Hilang Moral’ ini diikuti oleh 443 peserta.

Empat orang narasumber tampil dalam seminar kali ini. Masing-masing yakni, Sekretaris Masika ICMI Sulsel, Erwin Saputra; Founder Tentangpuan.com, Neno Karlina Paputungan; Presenter dan Penyiar Radio, Metha Margaretha, dan Ketua Prodi Teknik Informatika STMIK Multicom Bolaang Mongondow, Michel Farrel Tomatala. Sedangkan moderator yaitu Jurnalis Hesty Imaniar. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 orang peserta.

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. Selanjutnya, sesi pemaparan materi dibuka dengan paparan dari Erwin Saputra yang menyampaikan tema ‘Positif, Kreatif, dan Aman di Internet’.

Menurut Erwin, positif berarti dapat memanfaatkan secara bijak, tidak menyebarkan hoaks dan ujaran kebencian di dunia digital. Sedangkan kreatif dapat dimaknakan warganet yang bisa menghasilkan karya atau konten yang bermanfaat. Aman di internet merupakan sikap untuk perlindungan data pribadi, akun media sosial dan kata sandinya, serta kemampuan dalam memverifikasi berita.

“Selalu berhati-hati dalam menggunakan internet terutama terkait data diri,” jelasnya.

Berikutnya, Neno Karlina Paputungan menyampaikan paparan berjudul ‘Apa yang Boleh dan Tak Boleh’. Ia mengatakan, konten yang menarik dan berkualitas dapat dibuat dengan menampilkan karya sendiri yang menampilkan realitas, dapat dipertanggungjawabkan secara umum, serta merupakan bentuk penyampaian kendala dan memberi solusi. Selain itu, karya yang dibuat juga dapat berupa tulisan pendek yang langsung ke pokok persoalan.

“Dari sekian banyak pelanggaran etika di internet, umumnya selalu mengarah pada ujaran kebencian,” ujarnya.

Pemateri ketiga, Metha Margaretha, memaparkan materi bertema ‘Memahami Batasan dalam Kebebasan Berekspresi di internet’. Menurut dia, kebebasan berekspresi di dunia digital tetap memerlukan batasan, ada pertanggungjawaban serta tidak melanggar hak orang lain. Sehingga, warganet harus memahami konsep multikulturalisme agar dapat menjaga keberagaman nasional dan sikap toleransi.

“Sadari pro kontra adalah hal yang wajar,” imbuhnya.

Adapun Michel Farrel Tomatala, sebagai narasumber terakhir, menyampaikan paparan berjudul ‘Dunia Maya dan Rekam Jejak Digital’. Ia mengatakan, jejak digital akan tetap ada di dunia maya, meskipun kontennya telah dihapuskan oleh warganet yang bersangkutan. Sehingga, diperlukan sikap bijak dalam mengelola jejak digital agar tidak berbahaya atau merugikan diri sendiri di kemudian hari. Misalnya, dalam pertimbangan lamaran kerja atau promosi jabatan, berpotensi terkena kasus pencemaran nama baik, serta pencurian di sektor perbankan.

“Ingatlah, ketika kita menggunakan dunia maya, sesungguhnya itu juga berlaku seperti nyata,” kata dia.

Setelah pemaparan seluruh materi, webinar dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu Hesty Imaniar. Para peserta tampak antusias dan mengirimkan banyak pertanyaan. Panitia memberikan uang elektronik masing-masing senilai Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih.

Salah seorang peserta, Firanda, bertanya tentang kiat bila membagikan informasi yang keliru atau hoaks. Menanggapi hal tersebut, Michel Tomatala bilang, mengingat jejak digital sulit dihilangkan, maka segera hapus konten yang ada di akun Anda. Selain itu, lakukan permintaan maaf atas kekeliruan serta isi dunia maya dengan konten-konten yang positif.

Program Literasi Digital ‘Indonesia Makin Cakap Digital’ di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan informatif yang disampaikan narasumber terpercaya.

Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, silakan kunjungi https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.

You may also like

Leave a Comment