Home Lifestyle Literasi Digital Sulawesi 2021: Digitalisasi Warisan Budaya Indonesia Lewat Konten di Medsos

Literasi Digital Sulawesi 2021: Digitalisasi Warisan Budaya Indonesia Lewat Konten di Medsos

written by Admin November 4, 2021
Literasi Digital Sulawesi 2021: Digitalisasi Warisan Budaya Indonesia Lewat Konten di Medsos

Rangkaian Program Literasi Digital ‘Indonesia Makin Cakap Digital’ di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, kali ini dilaksanakan secara virtual pada 4 November 2021 di Takalar, Sulawesi Selatan.

Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema saat ini adalah ‘Ayo Kampanyekan Bangga Budaya Indonesia di Internet’.

Empat orang narasumber tampil dalam seminar kali ini. Masing-masing yakni, Founder Climate Institute, Putri Potabuga; Peneliti Lektur dan Khazanah Litbang Agama Makassar, Abu Muslim Al-Bugisy; Anggota Asosiasi Antropologi Indonesia, Muhammad Kamil Jafar N; serta Founder Gratisin Belajar dan Kreator Konten, M Faiz Ghifari. Sedangkan moderator yaitu Hesty Imaniar selaku jurnalis.

Rangkaian Program Literasi Digital ‘Indonesia Makin Cakap Digital’ di Sulawesi menargetkan 57.550 orang peserta. Pada kegiatan kali ini diikuti oleh 683 peserta dari berbagai kalangan umur dan profesi.

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. Memasuki sesi pemaparan, materi pertama dibawakan oleh Putri Potabuga yang menyampaikan tema ‘Jaga Budaya Lewat Literasi Digital’. Menurut dia, kebudayaan tidak sebatas kesenian, namun juga sistem, gagasan, tindakan, serta hasil cipta karsa manusia yang dipelajari lewat interaksi sosial. Masing-masing generasi (baby boomers, milenial, Z, dan alfa) memiliki cara berbeda dalam mengekspresikan kebudayaan.

“Representasi generasi muda dalam mencintai kebudayaan daerah, misalnya meramaikan media sosial dengan info kuliner, acara 17 Agustusan dengan visual, atau membagikan informasi terkait budaya dan jati diri sebagai bangsa Indonesia,” jelasnya.

Selanjutnya, Abu Muslim Al-Bugisy menyampaikan paparan berjudul ‘Bijak Sebelum Mengunggah di Media Sosial’. Ia mengatakan, konten yang sehat sedikitnya memenuhi tiga unsur, yakni masuk logika, tidak melanggar etika, dan mengandung estetika. Jangan mudah terpancing konten negatif, tetapi harus bisa membuat konten baru secara kreatif.

“Media sosial bisa menyasar seluruh kalangan. Misalnya TikTok, bisa sebagai media ekspresi tari oleh para penari, wadah menyampaikan gagasan, dan dakwah bagi ustadz ataupun pendeta,” jelasnya.

Pemateri ketiga, M Kamil Jafar, memaparkan materi bertema ‘Literasi Digital dan Warisan Budaya Indonesia’. Menurut dia, literasi digital meliputi kecakapan warganet dalam penggunaan internet, penguasaan teknologi, dan pemahaman akan platform media sosial. Dalam konteks budaya, kemajuan teknologi harus dapat terakomodasi dalam aturan perundangan yang berlaku sekaligus ada upaya digitalisasi warisan kebudayaan di Indonesia.

Saat ini, telah diberlakukan UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan yang mengatur setidaknya 10 objek warisan budaya yang menjadi ciri khas Bangsa Indonesia, misalnya adat istiadat, tradisi lisan, serta permainan tradisional.

“Objek tersebut yang menjadi tugas bersama untuk terus dilindungi dan didigitalisasikan,” tuturnya.

Adapun, M. Faiz Ghifari sebagai narasumber terakhir, menyampaikan paparan berjudul ‘Tips dan Trik Pentingnya Internet Sehat’. Ia mengatakan, kecanggihan teknologi turut memicu potensi kejahatan di internet, salah satunya pembobolan rekening bank melalui akun palsu. Oleh sebab itu, warganet perlu memahami internet sehat untuk melindungi diri dan orang lain dari berbagai kejahatan digital.

“Tidak semua informasi bisa kita bagikan, banyak orang bahkan artis yang mengunggah kehidupan pribadinya dan menjadi masalah di kemudian hari,” imbuh dia.

Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, webinar dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu Hesty Imaniar. Para peserta tampak antusias dan mengirimkan banyak pertanyaan. Panitia memberikan uang elektronik senilai Rp 100.000 bagi 10 penanya terpilih.

Salah seorang peserta, Edi Santoso, bertanya tentang sepinya konten mengenai budaya Indonesia dan bagaimana cara mengemasnya agar menarik. Menanggapi hal tersebut, M. Kamil Jafar bilang, perlu digalakkan kembali pembuatan konten yang menampilkan ritual-ritual budaya di daerah dan kolaborasi antardaerah untuk mengemas konten budaya yang menarik.

Program Literasi Digital ‘Indonesia Makin Cakap Digital’ di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan informatif yang disampaikan narasumber terpercaya.

Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, silakan kunjungi https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.

You may also like

Leave a Comment