Home Lifestyle Literasi Digital Sulawesi 2021: Jangan Mudah Emosi Saat Hadapi Media Sosial

Literasi Digital Sulawesi 2021: Jangan Mudah Emosi Saat Hadapi Media Sosial

written by Admin June 11, 2021
Literasi Digital Sulawesi 2021: Jangan Mudah Emosi Saat Hadapi Media Sosial

Rangkaian Program Literasi Digital ‘Indonesia Makin Cakap Digital’ di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 11 Juni 2021 di Sinjai, Sulawesi Selatan. Tema kali adalah ‘Aman dan Nyaman dalam Bermedia Sosial’.

Program kali ini menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari Muhammad Faiz Ghifari selaku konten kreator sekaligus pendiri Gratisin Belajar, Amrullah Amir selaku dosen sejarah FIB Universitas Hasanuddin, Upi Asmaradhana selaku duta literasi digital Sulawesi Selatan, serta Jalaluddin selaku dosen KPI UIN Alauddin Makassar. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Muh. Anshari dari Mafindo.

Episode kali ini diikuti oleh 647 peserta dari berbagai kalangan. Rangkaian Program Literasi Digital ‘Indonesia Makin Cakap Digital’ di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.

Pembicara pertama adalah Muhammad Faiz Ghifari yang mengangkat tema digital culture. Menurutnya, masyarakat harus memiliki tiga kemampuan dasar memilah informasi yang didapat dari internet, terutama media sosial. Pertama, memahami permasalahan. Kedua, mengerti konteks masalah, dan yang ketiga adalah mencermati kualitas sumber informasi atau data. Bila ketiganya kurang dipahami, warganet akan terjebak perdebatan di media sosial.

“Tiga hal yang sering dilakukan warganet Indonesia kala berdebat adalah menyebut dengan panggilan kasar (name calling), menyerang karakter penulis (ad hominem), dan keliru memahami nada bicara karena hanya mengandalkan teks (responding to tone),” paparnya.

Amrullah Amir sebagai pembicara kedua mengangkat tema Digital Skills: Sejarah di Medsos, Opini dan Fakta’. Amrullah menuturkan dampak media sosial yang membuat masyarakat campur tangan dalam permasalahan yang tidak diketahuinya dengan jelas. Dalam konteks terkait sejarah, campur tangan tersebut membuat kabur antara opini dan fakta.

“Kalau sudah begini, tanggung jawab untuk meluruskannya bukan hanya pada sejarawan, namun banyak pihak,” tambahnya.

Narasumber ketiga, Upi Asmardhana, menyampaikan materi tentang ‘Digital Culture: Aman Berselancar di Media Sosial’. Upi menegaskan tentang batasan di dunia digital yang terikat hak dan kewajiban dalam menjaga etika di media sosial.

Menurutnya, etika tersebut, diantaranya berhati-hati dalam menyebar informasi pribadi, menjunjung etika komunikasi, waspada terhadap akun tak dikenal, tidak mengunggah kiriman yang menyinggung SARA, dan menggunakan media sosial untuk membangun jejaring sekaligus pengembangan diri.

“Media sosial bagai pisau bermata dua yang bisa digunakan untuk membangun silaturahmi, tetapi juga dapat menimbulkan konflik. Itu sebabnya, kita harus harus berhati-hati,” jelas Upi.

Pembicara keempat, Jalaluddin, mengangkat materi ‘Digital Safety: Kenali dan Pahami Rekam Jejak di Era Digital’. Setiap kegiatan atau aktivitas di internet meninggalkan dua jenis jejak digital, yaitu aktif dan pasif. Dalam interaksi sosial, menjaga jejak digital sangat penting karena berpengaruh pada kredibilitas dan perlindungan diri.

“Risiko jejak digital negatif dapat timbul akibat penyebaran informasi yang salah. Hal tersebut dapat menimbulkan skeptisme sosial dan restrukturisasi nilai dalam masyarakat,” ujar Jalaluddin.

Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Terlihat antusias dari para peserta yang mengirimkan banyak pertanyaan kepada para narasumber. Panitia memberikan uang elektronik senilai Rp100.000 bagi sepuluh penanya terpilih.

Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi.

Program Literasi Digital ‘Indonesia Makin Cakap Digital’ di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan  materi yang informatif yang disampaikan narasumber terpercaya.

Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.

You may also like

Leave a Comment