Home WorldwideNorway Norwegia Raih Predikat Negara Terbaik Dunia Versi WEF

Norwegia Raih Predikat Negara Terbaik Dunia Versi WEF

written by Admin January 27, 2018
Norwegia Raih Predikat Negara Terbaik Dunia Versi WEF

Norwegia terpilih sebagai negara ‘terbaik’ di dunia menurut Indeks Pertumbuhan Inklusif yang dipublikasikan World Economic Forum (WEF) tahun ini. Sementara itu, Indonesia menempati urutan ke-36.

Indeks ini adalah alternatif dari urutan negara berdasarkan pendapatan per kapita. Analis WEF menilai 103 negara berdasarkan 12 kategori, di antaranya PDB per kapita, angka ketenagakerjaan, produktivitas kerja, angka harapan hidup, rata-rata pendapatan rumah tangga, angka kemiskinan, angka gini pendapatan dan kesejahteraan, tabungan, rasio utang, rasio ketergantungan, dan intensitas karbon per kapita.

Hasilnya adalah indeks yang lebih lengkap dalam menggambarkan negara mana yang paling nyaman atau dengan kata lain paling memperhatikan warganya.

Di antara 29 negara maju yang di-survey, Norwegia menempati urutan pertama, diikuti oleh Islandia, Luksemburg, Swiss, Denmark, Swedia, Belanda, Irlandia, Australia, Austria, Finlandia dan Jerman. Inggris berada di posisi ke-21, Amerika Serikat di 23, dan Jepang di 24.

Norwegia memiliki angka PDB per kapita yang tinggi (kedua di dunia), produktivitas tinggi (urutan keempat), dan angka tenaga kerja yang bagus (urutan kelima). Selain itu, Norwegia juga memiliki kesenjangan ekonomi dan emisi karbon yang rendah.

Sementara di antara 79 negara berkembang, Lithuania berada di posisi pertama, diikuti Hungaria, Azerbaijan, Latvia, dan Polandia. Malaysia berada di posisi ke-13, Thailand 17, Tiongkok ke-26, Vietnam 33, dan Indonesia 36. Indonesia masih lebih baik dari Brasil (37) dan Filipina (38).

Dalam pilar inklusi pembangunan, Indonesia memiliki peringkat rendah di 61 meskipun angka kemiskinan menurun drastis dari 50 persen di 2012 menjadi 33 persen saat ini. Masalahnya adalah, pemerataan kekayaan tidak terjadi meskipun perekonomian tumbuh. Koefisien kesenjangan ekonomi Indonesia berada di angka yang cukup tinggi yaitu 84 dari 100, yang berarti kesenjangan sangat lebar. Tren melebarnya kesenjangan terjadi sejak 2012.

Hal positif yang dapat diambil dari Indonesia adalah rendahnya rasio utang, rendahnya rasio ketergantungan, dan tingginya angka tabungan. Namun, intensitas karbon (pencemaran lingkungan) masih tinggi atau hampir dua kali di atas rata-rata negara berkembang.

You may also like

Leave a Comment